Mohon tunggu...
hiero samosir
hiero samosir Mohon Tunggu... Sejarawan - Hehehe

Hiero Samosir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pedurenan

6 April 2022   07:50 Diperbarui: 6 April 2022   07:55 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Operan pertama dari tim mereka karena kalah suit. Seperti itulah cara kami menentukan bola pertama ada di tim siapa. Yaitu dengan suit. Operan dari kaki ke kaki mereka sangat baik, bahkan di 10 menit pertama bisa dikatakan ball possession kami kalah jauh. Bisa dibandingkan 20% penguasaan kami dan 80% untuk tim lawan. Meski begitu, pertahanan tim kami tidak bisa ditembus karena aku sudah memilih bek terbaik yang ada di kampung kami. Semakin lama permainan berjalan, aku semakin tahu pola permainan mereka seperti apa dan aku mulai berusaha keluar dari serangan terus menerus yang mereka lakukan, karena jujur saja bertahan itu sangat melelahkan.

Saat itu bola ada di kaki Vito, karena posisiku sangat pas berada di depan, dan kami tidak bermain offside, aku langsung meminta umpan lambung padaku. Dan itu berhasil! Dengan penuh percaya diri aku menggiring bola semakin ke depan masuk daerah pertahanan lawan. Aku berhadapan dengan satu bek besar, karena tau aku pasti kalah maka saat itu juga aku langsung memberi operan kepada Shofi yang saat itu sudah mengerti posisiku dan maju ke depan. Shofi berhadapan 1 vs 1 dengan kipper dan..... Jabrettttttttt!!!!!!! Gol pertama setelah sekitar 40 menit bermain di lapangan becek akhirnya tercipta dan anehnya, tim yang menggolkan adalah tim yang dari tadi terpuruk.

Karena namanya sendiri adalah "TarKam" (Antar Kampung), maka tidak akan seru jika tidak bermain gasrak. Selebrasi Shofie yang kelewatan memancing amarah tim lawan sehingga im lawan bermain dengan kasar. Meski badan kami kecil, kami tidak takut akan hal itu karena kami sudah biasa dengan hal ini dan karena aku juga sudah menduganya. Tetapi agak ngeri juga kalau yang ngamuk itu orang yang berbadan sangat besar.

"woy main umpan jauh aja, kalau bisa jangan duel 1 vs 1 nanti pasti kalah body!" kataku memberi arahan kepada teman temanku.

Namun, aneh bin ajaib lagi, dalam 15 menit mereka dapat mencetak dua gol ke gawang kami dan membalikkan keadaan. Itu karena bek kami yang takut terhadap lawan yang bermain kasar. Namun aku tidak ingin tinggal diam, aku dan tim kampungku yang memiliki badan kecil pun berusaha membuat gol balasan. Bukan dengan beradu kekuatan melainkan dengan kecepatan kami. Karna sudah pasti kalah kalau kami menggunakan kekuatan badan. Aku semakin tau pola permainan mereka, oleh sebab itu aku berusaha untuk membuat tim ku bermain menggunakan tiki-taka Brazil di pertandingan kampung dan tanpa alas kaki.

 

BAB-3

Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Yang berarti setengah jam lagi kami harus pulang karena teman-temanku harus mengaji dan Sholat. Mungkin di saat seperti ini kebanyakan orang lebih memilih menyerah karena waktu tinggal 30 menit dan harus mengejar 2 gol melawan tim yang bermmain sangat keras. Nampaknya tidak mungkin. Namun aku pounya pemikiran sendiri.  Masih ada waktu berarti masih ada kesempatan. Aku pun berusaha untuk melakukan permainan cepat dan berupaya agar keluar dari tekanan serangan kampong lawan kami.

"Cepat buat satu woyy!!" (artinya ciptakan satu gol) kataku.

"Ro, lu siap di depan, kita buat satu pake umpan terobiosan gua" kata Abie dengan harapan aku dapat menciptakan satu gol demi menyamakan kedudukan.

Dan...... umpan terobosan yang dikatakan oleh Abie terjadi pula. Aku menyambutnya dengan sangat baik dan aku langsung dihadapkan oleh dua bek yang tubuhnya lebih besar dan lebih tinggi dibandingkan aku yang kurus kecil ini. Tak lama berpikir, aku pun langsung mengambil langkah cepat dan dengan tubuh kecil ku meliak liuk menggocek kedua bek itu. dengan cepat aku langung mengambil poisi shooting dan aku melesatkan tendangan roket dengan kaki kananku ke arah pojok atas kanan kiper. Kipper itu terbang dengan upaya menyelamatkan bola agar tidak masuk ke gawang. Namun percuma, tendanganku yang keras itu lebih cepat daripada gerakan kipper lawan yang dijaga oleh Rio. Dan... GOLLLLLLL!!!!!! Teriakku dan tim ku karena senang sekali dapat menyamakan kedudukan dengan lawanku yang bernama "IMOLA".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun