Bandung (09/08/2022) - Mendengar kata Indonesia, yang terlintas di pikiran kita mungkin bukan hanya tentang keberagaman suku dan budaya yang ada di dalamnya dengan masing-masing keunikannya saja, namun juga keberagaman permasalahan sosial yang masih kerap kita temukan di negara tercinta ini.Â
Seperti beberapa diantara permasalahan tersebut yaitu kesenjangan sosial, pendidikan yang rendah, pengangguran, kriminalitas, tingginya tingkat penyakit menular, dan kemiskinan yang merupakan salah satu masalah sosial paling menonjol di Indonesia.
Melihat permasalahan tersebut, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengusung tema "Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG's Desa dan Rekognisi MBKM-Puspresnas Kemdikbudristek" pada pelaksanaan KKN Tematik semester genap tahun akademik 2021/2022 tepat di bulan Juli hingga Agustus 2022.
SDG's (Suistainable Development Goals) sendiri merupakan program aksi dunia sebagai upaya untuk mengurangi kesenjangan, melindungi lingkungan, dan mengakhiri kemiskinan. Secara keseluruhan SDG's memiliki 17 poin utama yang menjadi tujuan untuk menciptakan kerangka kehidupan berkelanjutan.Â
Mengacu pada program SDG's global, berdasarkan tema KKN Tematik LPPM UPI untuk SDG's Desa mengajukan 18 pokok program yang mengacu pada kearifan lokal dengan menghargai keberagaman agama, budaya, bahasa, dan adat istiadat bangsa Indonesia serta menampung kelembagaan desa yang produktif agar bertahan dan bisa berkembang.
Salah satu poin tujuan SDG's yang menjadi tema untuk beberapa kelompok KKN Tematik LPPM UPI yang telah dibentuk yaitu "Desa Tanpa Kemiskinan". Pada pelaksanaannya, mahasiswa melakukan beberapa kegiatan seperti sosialisasi, edukasi, pendampingan, dan pendataan mengenai beberapa hal berikut :
- Tingkat kemiskinan warga;
- Persentase warga penerima Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) bidang kesehatan dan ketenagakerjaan;
- Keluarga miskin penerima bantuan sosial;
- Keluarga miskin mendapat layanan kesehatan, pendidikan, air bersih, dan hunian layak;
- Keluarga miskin korban bencana;
- Kepemilikan aset dasar modern.
Kelompok KKN 69 sendiri mempunyai beberapa program kerja yang dilaksanakan di Kota Bandung, tepatnya di wilayah kecamatan Coblong dan Bandung Wetan terkait tema "Desa Tanpa Kemiskinan".Â
Sesuai dengan pelaksanaannya yang telah disebutkan di atas, untuk di Kelurahan Dago, mahasiswa juga melakukan pendataan mengenai jumlah Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), masyarakat terkena PHK, dan pengangguran sebagai tolok ukur terhadap tema dengan menjadikan RW 04 sebagai sampel untuk pengambilan data.Â
Dari pendataan tersebut, per Februari 2022 diperoleh sebanyak 541 jiwa terdaftar DTKS, 10 jiwa di PHK akibat terkena dampak pendemi COVID-19, dan 108 jiwa menganggur.Â
Mahasiswa menjalankan program pendataan ini agar dapat membantu perangkat RW dalam menyelaraskan kesesuaian data dengan realita. Disamping itu dengan pendataan ini, hasil yang diperoleh juga menjadi dasar dari program-program yang dilaksanakan.
Dilihat dari informasi wilayah Kelurahan Dago bahwa pada beberapa RW termasuk ke dalam wilayah yang rawan kejahatan seperti pencurian dan rawan bencana seperti longsor.Â
Maka dari itu, mahasiswa juga melakukan program edukasi dan sosialisasi ke setiap RW melalui media poster dengan menuangkan poin-poin penting yang menjadi informasi mengenai apa itu perlindungan sosial dan program-program yang termasuk ke dalamnya, seperti kartu perlindungan sosial, kartu keluarga sejahtera, simpanan keluarga sejahtera, dan program perlindungan saat pandemi seperti kartu pra kerja dan subsidi, transfer, tunai.Â
Selain itu serta informasi mengenai bagaimana menjadi masyarakat yang tanggap terhadap bencana. Mulai dari informasi langkah penanggulangan bencana pada tahap pra-bencana, tahap berlangsungnya bencana, hingga tahap pasca-bencana.Â
Selanjutnya mahasiswa juga mensosialisasikan mengenai desa sehat dan bersih dengan memberikan penjelasan mengenai Perilaku Bersih dan Sehat (PBSH) guna meningkatkan taraf hidup melalui bidang kesehatan untuk menciptakan desa tanpa kemiskinan itu sendiri.
Mewujudkan desa tanpa kemiskinan melalui bidang pendidikan turut digalakkan mahasiswa dengan melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai perguruan tinggi dan pengetahuan Curriculum Vitae (CV) secara langsung kepada siswa kelas 12 SMA Al-Falah Dago.Â
Pemilihan tema sosialisasi perguruan tinggi ini dimaksudkan agar siswa dapat termotivasi untuk terus belajar sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki agar dapat membangun karir yang baik di jenjang berikutnya setelah kelulusannya nanti dari sekolah menengah.Â
Dalam sosialisasi ini, mahasiswa memperkenalkan apa itu perguruan tinggi, memberikan informasi tentang jenis-jenis perguruan tinggi dan jalur-jalur yang dapat ditempuh untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.Â
Tidak lupa juga memberikan stimulus berupa pemaparan betapa pentingnya melanjutkan pendidikan tinggi agar siswa juga dapat mempersiapkan strategi untuk meraih jurusan impiannya kelak di perguruan tinggi.Â
Namun menyadari kemampuan ekonomi dan keinginan tiap siswa yang tidak sama untuk melangsungkan pendidikan lanjut setelah lulus SMA, maka edukasi mengenai CV juga dipilih agar memudahkan siswa untuk mendapatkan pekerjaan melalui CV yang menarik dan sesuai dengan fungsi serta tujuannya agar dapat dengan mudah dilirik oleh perusahaan terkait yang kelak mereka lamar. Melalui edukasi ini, siswa dapat mengetahui jenis-jenis CV dan susunan informasi yang benar untuk dicantumkan di dalam CV.
Dari program-program yang dilaksanakan, diketahui bahwa untuk mewujudkan desa tanpa kemiskinan tidak hanya harus terfokus pada sesuatu yang tegak lurus pada bidang perekonomiannya saja, tetapi juga harus dapat melihat ke berbagai bidang agar taraf kehidupan meningkat dengan seimbang melalui peluang yang ada dan proses yang baik yang sekaligus dapat mengembangkan setiap kelompok maupun individunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H