Mohon tunggu...
Hidayatus Setiyani
Hidayatus Setiyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Bertahanlah dan Lawanlah Hawa Nafsumu:) Semoga konten ini memberikan manfaat bagi pembaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manuskrip al-Qur'an Kertas Kuno Museum Gusjigang

2 Mei 2023   20:27 Diperbarui: 2 Mei 2023   22:05 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manuskrip alquran kertas kuno di Museum Gusjigang

Manuskrip al-Qur'an Kertas Kuno Museum Gusjigang

Penulis: Mahasiswa Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir IAIN Kudus

  • Khubaibur Rohman
  • Muhammad Yusrul Falah
  • Cindy Amalia
  • Zaidatussalamah

Museum Jenang Kudus menjadi museum jenang pertama dan satu-satunya di Indonesia. Museum Jenang Mubarok Food menegaskan bahwa Kudus menjadi kota penghasil jenang terbesar di Jawa Tengah. Di dalam Museum Jenang Kudus ini disajikan berbagai kisah Kudus tempo dulu.

Tak hanya tentang jenang saja, pengunjung akan terpesona karena diajak juga melihat Kudus secara keseluruhan lewat museum ini. Mulai dari Bupati Kudus tempo dulu sampai sekarang, hingga tokoh-tokoh ulama, budayawan tempo dulu hingga sekarang.

Museum yang berada di lantai 2 museum Jenang Mubarok Food ini menggambarkan suasana di wilayah Kabupaten Kudus. Ada sebuah rumah adat khas Kudus, kompleks Masjid Menara, makam Sunan Kudus yang tersusun rapi di dalam maket dan sebuah kitab Alquran besar di sampingnya. Semuanya tergambar lengkap beserta sejarahnya.

Mengenal Manuskrip dan Naskah

Manuskrip adalah tulisan tangan asli minimal berumur 50 tahun dan punya arti penting bagi peradaban, sejarah, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan.

Di Indonesia ada tiga jenis manuskrip, yaitu:

  • Manuskrip Islam, yaitu manuskrip yang bahasa dan tulisan Arab.
  • Manuskrip Jawi, yaitu naskah yang ditulis dengan huruf Arab tapi berbahasa Melayu, agar sesuai dengan aksen Melayu diberi beberapa tambahan vonim.
  • Manuskrip Pegon, yaitu naskah yang ditulis dengan huruf Arab tetapi menggunakan bahasa daerah seperti, bahasa Jawa, Sunda, Bugis, Buton, Banjar, Aceh dan lainnya.

Sebagai peninggalan masa lampau, naskah kuno mampu memberi informasi mengenai berbagai aspek kehidupan masyarakat masa lampau seperti politik, ekonomi, sosial budaya, pengobatan tradisional, tabir gempa atau gejala alam, fisikologi manusia, dan sebagainya. Informasi awal terkait dengan hal ini bisa ditemukan dalam kandungan naskah agar bisa dipelajari oleh semua orang.

Naskah itu penting baik secara akademis maupun sosial budaya. Naskah itu identitas, kebanggaan dan warisan budaya yang berharga. Secara sosial budaya, naskah berisi nilai-nilai yang masih relevan dengan kehidupan sekarang, sehingga menjadi sebuah tanggung jawab yang telah berada di pundak kita untuk mengungkap 'mutiara' yang terkandung di dalamnya.

Naskah kuno, di samping sebagai dokumentasi budaya juga bisa dijadikan objek pengajaran untuk mengambil nilai-nilai dan kandungan di dalamnya. Nilai-nilai tersebut sangat dibutuhkan dalam merelevansikan nilai kebaikan yang ada di masa lalu agar diterapkan di masa ini.

Naskah adalah karya tulis yang dibuat langsung oleh alat tulis dan tangan, tidak melalui alat tulis mekanik, seperti mesin ketik, mesin cetak, maupun komputer. Penulisan naskah dimaksud dilakukan pada masa lalu, karena alat tulis mekanik belum ada dan belum meluas penggunaannya.

Keberadaan Naskah kuno menjadi salah satu warisan kebudayaan, secara nyata memberikan bukti catatan tentang kebudayaan kita masa lalu. Naskah-naskah tersebut menjadi semacam potret jaman yang menjelaskan berbagai hal tentang masa itu, dengan demikian nilainya sangat penting dan strategis.

Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah konkret dalam upaya penyelamatan dan pelestarian naskah-naskah tersebut. Naskah menjadi salah satu dokumentasi budaya yang tidak hanya memuat nilai-nilai tradisi, namun naskah kuno adalah media untuk mengamati dan menelaah kebudayaan lain (termasuk kebudayaan kita).

Ilmu yang digunakan untuk mengkaji manuskrip kuno adalah ilmu filologi. Filologi itu investigasi ilmiah terhadap teks-teks tertulis dengan menelusuri sumber, kebenaran, karakteristik serta sejarah lahirnya dan penyebarannya sehingga dapat dianggap sebagai karya yang valid judul dan pengarangnya serta bacaan yang dikandung dianggap paling dekat dengan versi yang ditulis oleh pengarang.

Karakteristik Manuskrip Mushaf Kertas Kuno di Museum Gusjigang

Museum Gusjigang menyimpan beberapa manuskrip al Qur'an kuno, seperti manuskrip al Qur'an kuno daun lontar, al Qur'an kertas kuno, al Qur'an mini istambul, al Qur'an bahan kulit sapi, al Qur'an sampul pintu ka'bah, al Qur'an kuno dari surau, dan al Qur'an kuno dari pesantren.

Al-Qur'an 30 Juz ini berbahan kertas kuno, dengan berat total 7,5 kg. Penulisan dengan menggunakan tinta merah dan hitam. Setiap halaman mushaf bahan kertas kuno ini terdapat 16 baris dalam satu halaman. Terdapat ciri pemisah antar ayat yaitu dengan lingkaran yang bertitik tanpa nomor. Tidak terdapat penomoran halaman. Jenis kaligrafi manuskrip bahan kertas kuno menggunakan gaya qoth'i. Naskah ini tidak memiliki tanda maqra'. Manuskrip ini diperoleh dari seorang kolektor di Banyuwangi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun