Mohon tunggu...
Hidayatun nurdiana
Hidayatun nurdiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa Ilmu Hukum

Seorang Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Keseimbangan Vertical dan Horizontal dalam Pembentukan New Generasi yang Berkelas

23 November 2021   13:25 Diperbarui: 23 November 2021   14:01 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia merupakan makhluk sosial, saling bergantung satu sama lain. Saat butuh bantuan, maka akan meminta tolong kepada yang lain, dan mendapatkan bantuan dari orang lain pula. Maka, kita tidak boleh bertindak seenaknya dengan orang lain, menyakitinya, bahkan bersikap tak acuh pada orang lain. Karena suatu saat kita akan membutuhkan bantuan orang lain, membutuhkan keahlian, jasa orang lain. Jika kita bersikap tidak menghargai sesama, saat dalam masa sulit kita akan sendirian, tak ada yang membantu.

Sama halnya dengan generasi muda zaman milenial ini, kebanyakan dari mereka berpikir terlalu, sehingga terkadang tidak memikirkan apakah hal tersebut sudah sesuai moral dan norma yang ada dalam masyarakat kita. Seperti contohnya pemikiran yang lebih condong pada barat, terlalu liberal. Apakah hal tersebut cocok dengan moral setempat, moral agama? Jawabannya tidak. 

Tidak semua pandangan barat bisa diserap kemudian diterapkan di wilayahnya, terkadang hal tersebut dianggap tidak bermoral oleh masyarakat sekitar, bahkan bisa jadi hal tersebut melanggar perintah dan aturan yang telah ada, baik aturan negara maupun agama.

Seperti pada kebanyakan remaja yang terlalu liberal, mereka mengatakan bahwa seseorang yang berpacaran boleh saling berciuman, melakukan kontak fisik yang melebihi batas aturan, bahkan ada pula yang sampai tinggal satu rumah. Mungkin, menurut kalian tidak salah. Karena sudah pacaran, berhak melakukan apapun pada pacarnya, apalagi sudah mendapat izin dari pihak lawan jenis. 

Jika semua berpikir seperti itu, bagaimana negara ini maju. Berpikir kritis, logika boleh, tetapi jangan terlalu mengedepankan keegoisan atau kengeyelan dan keuntungan saat itu saja. Pikirkan juga akibat kedepannya yang bisa terjadi, merugikan atau tidak.

Selain itu, liberalism menganut paham sekuler, dimana agama dikesampingkan. Sedangkan, dalam setiap agama mengajarkan setiap umatnya untuk selalu bermoral, bernorma, dan bertakwa agar kelak umatnya tidak berjalan pada jalan yang salah. Agama sebagai petunjuk, al-Quran dan hadist sebagai pedoman. 

Dalam kedua pedoman tersebut diajarkan untuk menghargai Allah dan sesama manusia, perilaku Rasulullah SAW yang menghargai, cinta kedamaian juga toleransi terhadap segala perbedaan, tidak mendiskriminasi satu sama lain juga tercantum. Semua ajaran tingkah laku juga terdapat di dalamnya. Apa yang dilarang adalah hal yang baik bagi kita.

Generasi muda atau new generation membutuhkan peran agama dan sosial dalam kehidupannya, keseimbangan antara hubungan vertical dan horizontal. Dengan memegang agama sebagai pilar utama dan sosial sebagai atapnya, maka negara ini akan semakin maju, tidak hanya karena prestasi yang ada, tetapi juga karena kebaikan moral dan keunggulan kualitas manusianya yang bermoral dan berakal. 

Selain itu, agama juga bisa menjadi tameng bagi para new generation agar terhindar dari segala pikiran yang dapat merusak diri sendiri maupun orang lain, apalagi negaranya. Begitu juga dengan sosial sebagai senjatanya, senjata untuk mengedepankan toleransi dan hati nurani agar saling menghormati dan menghargai satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun