Mohon tunggu...
Hidayatullah
Hidayatullah Mohon Tunggu... Pengacara - Hidayatullahreform

Praktisi Hukum/Alumni Fakultas Hukum UHO

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ada Apa Mendadak Tertutup?

22 Februari 2022   20:35 Diperbarui: 22 Februari 2022   21:13 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Publik Hanya Pasrah Dengan Catatan Buram

Penulis yakin siapapun komisioner KPU dan Bawaslu terpilih termaksud yang tidak terpilih, secara personal dan moral integriti adalah lahir dari orang-orang yang terus menjaga integritas dan indenpendensinya. 

Belum lagi sebelum menuju tahap seleksi akhir yang berdimensi politik di DPR, calon-calon tersebut sudah melalui proses seleksi yang panjang dan ketat. Sejumlah tahapan seleksi mulai administrasi, kecakapan intelektual, psikologi, uji publik, sampai interview visioner dam program mereka dihadapan tim seleksi yang kompoten diberbagai bidang ilmu dan keahlian.

Tetapi dengan mekanisme pemilihan yang formalistik dan tertutup di DPR menjadikan integritas dan independensi para calon ikut tercemar. Sangat mungkin kepercayaan publik terhadap penyelenggara pemilu menjadi rendah. Sebab, dalam prosesnya lebih kental aroma lobi-lobi politik dibanding soal independensi maupun integritas.

Literasi publik sudah cukup banyak dan terakhir menimpa mantan komisioner KPU, Wahyu Setiawan, menjadi salah satu bukti bagaimana publik meragukan proses pemilihan DPR terhadap para penyelenggara pemilu kerap kali digunakan untuk kepentingan politik. 

Keadaan seperti ini publik hanya bisa pasrah dan membayangkan kedepan agenda pesta demokrasi Pemilu dan Pilkada serentak yang digelar penyelenggara pemilu akan banyak direcoki kepentingan dan kegenitan para politisi. 

Sulit rasanya untuk terlalu berharap atau menuntut sesuatu yang ideal pada aspek independensi dan integritas. Padahal Pemilu yang berkualitas itu diukur sejauh mana penyelenggaraan pemilu memiliki derajat integritas terpercaya mulai dari proses maupun hasilnya. 

Tetapi lagi-lagi dengan kondisi ini dengan cara apa mengingatkan dan melakukan protes dan interupsi apabila terjadi kongkalingkong antara penyelenggara dan partai politik? yang memiliki hajatan adalah partai politik dan yang menyelenggarakan adalah KPU dan Bawaslu.

Dukungan dan Partisipasi Publik Sangat Dibutuhkan 

Tetapi ditengah kepasrahan publik tentu saja KPU dan Bawaslu terpilih sangat mengharapkan dukungan dari sisa-sisa kepercayaan yang masih ada walau telah tergerus.

Terlepas bagaimana para komisioner dianggap tidak steril dari interst politik, tetapi komisioner terpilih juga pasti menyimpan keteguhan sikap kemandiriam, independesi dan integritasnya. Mereka sangat membutuhkan dukungan publik melalui partisipasi aktif masyarakat sebagai penyeimbang atas rendahnya trust publik kepada elit politik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun