Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim congor istana adalah tidak benar dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.
Contoh diatas mewakili banyak kasus yang melingkupi konten-konten menyesatkan disertai narasi provokatif yang membuat begitu banyak orang terpengaruh dan ikut latah menyebarkan karena keluguan dan kepolosan mereka tentang pengetahuan tentang wabah virus Covid-19.
Bagaimana Respon Kita?
Olehnya itu, kewaspadaan dan melek teknologi merupakan suatu keniscayaan agar tidak serta merta mempercayai suatu berita dengan pola-pola yang saya sebutkan diatas. Mungkin saja edukasi kita terlambat karena masih banyak yang menolak vaksinasi bagi mereka yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19.
Tetapi dilain pihak saya juga tidak selamanya menvonis ikut menyalahkan mereka yang tidak percaya karena kepolosan dan keluguannya. Mungkin saja ada kekeliruan atau salah kelola dalam pendekatan edukasi dan kebijakan selama ini, sehingga banyak yang terhasut dengan konten hoak dan menyesatkan.
Masih perlu dibenahi berbagai penerapan kebijakan dan cara edukasi publik kita. Karena pada aras bawah pandangan orang awam, Â masih saja mengganggap sejak kemunculan wabah Covid-19 di kota Wuhan, terus saja kita mendengar diksi bahwa corona adalah "rekayasa manusia", bagi kaum agamawan corona ini "tentara Allah", azab akhir zaman, kutukan, dll.
Bahkan sampai pada ketidakacuhan mereka terhadap pandemi dengan tetap mengadakan acara kerumunan masal, peribadatan, acara-acara sosial, hajatan massal, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Maka, kepada Pemerintah untuk penting membangun sinergisitas dan mengintegrasikan kebijakan dan kerja-kerja edukatif dalam penanganan Covid-19 ini dengan pemahaman yang baik tentang Covid-19 dan segala variannya, dan terutama sekali pendekatan keagamaan.
Kenapa pendekatan keagamaan sangat efektif? Karena agama lebih dekat dan menjadi pengigat masyarakat kita setiap saat. Apalagi soal ketakutan terhadap wabah dan segala peristiwa virus ini memiliki kemampuannya mendatangkan kematian dalam jumlah besar dan cepat. Belum lagi mutasi variannya yang belum selesai varian satu muncul lagi varian gelombang lainnya yang tentu berada di luar prediksi dan kalkulasi pengetahuan apalagi pengetahuan yang awam, lugu dan polos.
Akhiri Keluguan, Kepolosan, dan Perdebatan Diantara KitaÂ
Jangan sampai kecerdasan kita umat manusia ini yang telah sampai pada titik penemuan saintifik yang mengagumkan, justru dikalahkan oleh makhluk seperti virus dan keluarga bakteri, mikroorganisme patogen, protozoa, dll.