Mohon tunggu...
Hidayatul Fitri
Hidayatul Fitri Mohon Tunggu... Guru - fitri

Saya berprofesi sebagai Guru Tidak Tetap di SDN Balongrejo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 1.4.A.8. Budaya Positif

18 Desember 2022   08:08 Diperbarui: 18 Desember 2022   08:34 6242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Filosofi Pemikiran Ki hajar Dewantara yang didukung dengan nilai dan peran guru serta diterapkan dengan visi yang terjabarkan dalam strategi BAGJA akan melahirkan budaya positif di sekolah.

Budaya positif di sekolah dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, segitiga restitusi

Budaya positif dimulai dari disiplin positif dan ini harus datang dari diri. Disiplin pertama kali dibangun dari dalam diri untuk memperoleh kemandirian belajar. Belajar tanpa disiplin sama saja dengan membuat pendidikan menjadi tidak bermakna. Sehingga tujuan akhir untuk mendapatkan kemantapan capaian kognitif, emosional, dan psikomotorik sudah pasti tidak tercapai.

Untuk mewujudkan Tujuan pendidikan tidak bisa terlepas dari pembiasaan budaya positif di sekolah. Dengan menerapkan konsep-konsep disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, segitiga restitusi.

Mengapa konsep-konsep ini penting?

Karena di kelas maupun di sekolah, guru menghadapi individu yang memiliki kemampuan dan karakter yang berbeda. Guru harus memahami dan menguasai konsep-konsep ini sebagai bagian integral dari pengajaran.

Membentuk disiplin positif di lingkungan kelas diperlukan keyakinan kelas. Keyakinan kelas dibentuk dengan kesepakatan bersaman anggota kelas yang di dasarkan atas nilai-nilai Kebajikan universal dan menekankan pada keyakinan diri sesrta memotivasi dari dalam. Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan tertulis tanpa makna.

Disiplin positif bertujuan membentuk tanggung jawabnya. Melalui disiplin positif pengajar menuntun anak didik buat mempunyai perilaku tanggung jawab dan berdasarkan tindakan atau nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila yaitu nilai beriman, bertaqwa pada Tuhan yg Mahaesa & berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis & kreatif. Inilah tujuan akhir berdasarkan pendidikan disiplin positif. Disiplin positif tidak menggunakan sanksi atau paksaan namun lebih membentuk pencerahan diri akan tanggung jawab diri menjadi warga sosial.

Dalam penerapanya pendidik akan dihadapkan pada konflik yang ada di lingkungan.oleh karenanya pendidik perlu membekali diri dengan Kontrol diri.

Diane Gossen dalam bukunya Restitution-Restructuring School Discipline (1998) mengemukakan bahwa guru perlu meninjau kembali penerapan disiplin di dalam ruang-ruang kelas mereka selama ini. Apakah telah efektif, apakah berpusat, memerdekakan, dan memandirikan murid, teori Kontrol Dr. William Glasser, Gossen berkesimpulan ada 5 posisi kontrol yang diterapkan seorang guru, orang tua ataupun atasan dalam melakukan kontrol. Kelima posisi kontrol tersebut adalah Penghukum, Pembuat Rasa Bersalah, Teman, Pemantau dan Manajer.

Posisi Kontrol yang direkomendasikan untuk digunakan dalam proses budaya disiplin yaitu posisi control Manajer . posisi kontrol manager memberikan kebebasan kepada siswa untuk menemukan diri mereka sendiri, bertanggung jawab atas masalah yang mereka hadapi dan menemukan solusi terbaik. Sehingga nilai-nilai guru seperti kemandirian, inovasi, kolaborasi, kreativitas, dan berpihak pada siswa sangat sesuai dalam mendukung dengan posisi kontrol manajer. Guru dengan kualitas manajerial berarti dapat menerapkan nilai-nilai dan peran guru yang baik di kelas, sekolah, dan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun