Abad berikutnya VOC dan Pemerintah Kolonial Belanda mengganti Portugis dan menancapkan kolonialisasinya lewat VOC di Batavia, Susuhunan Agung Hanyokrokusumo atau yang lebih dikenal Sultan Agung Hanyokrokusumo tidak tinggal diam dan menggempur VOC 2 kali pada 1628 dan 1629.
Jihad  fii Sabilillah di Nusantara tidak berhenti, hampir semua bereaksi karena mereka tahu ada aksi kekayaan, kejayaan dan penyebaran agama kristen, sehingga kesultanan Islam bereraksi. Penjajah bangsa asing itu ada misi dalam segala segi seperti ekonomi, kedaulatan, politik dan dari segi keimanan, maka mereka terus melakukan perlawanan tidak pernah padam. Kita bisa buktikan sebagai berikut :
Perlawanan Jihad fii Sabilillah Kaum Muslimin Nusantara Melawan Penjajahan Barat (Abad 9-14 H / 15 -20 M)
Perlawanan Jihad Fii Sabilillah Kaum Muslimin Melayu -- Nusantara Barat : Malaka, Sumatera, dan Kepulauan Riau
Kesultanan Malaka (916 H/1511 M), Sultan Mahmud Syah Melawan Portugis
Samudera Pasai (9-14 H / 15-20 M), Perjuangan para Sultan, Ulama, dan Umat Islam melawan penjajahan Portugis
Kesultanan Aceh (1507-1530 M), Sultan Ali Mughayat Syah Berjihad melawan Khatolik Portugis
Kesultanan Aceh (1563-1571 M), Sultan Alauddin Riayat Syah Berjihad memerangi Portugis
Kesultanan Aceh (1607 - 1639 M), Sultan Iskandar Muda berjihad Melawan Eropa
Kepulauan Riau (1723 - 1744 M), Sultan Abdul Jalil berjihad Melawan Belanda
Minangkabau (1821 - 1837 M), Imam Bonjol berjihad melawan Belanda