10. Masalah -- Masalah yang terkandung dalam Ilmu Tauhid : Masalah yang terkandung di dalam ilmu tauhid adalah qoiyyah, logika dan bahasan tentang sesuatu yang pasti ada (wajibat), sesuatu yang mustahid ada (musthilat), dan sesuatu yang mumkin ada dan mumkin tidak ada (jaizat) (Affandi, 2012a : 2-4).
Tujuan Pendidikan KH. Choer Affandi
Tujuan pendidikan KH. Choer Affandi yakni supaya masyarakatnya bisa mengamalkan Islam secara kaffa melalui jalan ma'rifa kepada Allah, karena ma'rifa kepada Allah akan membawa kepada kesucian, kesucian jiwa akan membawa kepada amal aleh, amal aleh bisa menjadi kifara terhadap dosa, oleh sebab itu usahakan supaya diri ini bisa ma'rifa kepada Allah, yang kalau sudah ma'rifa kepada Allah pasti akan tentram jiwa, tidak akan putus asa (Affandi, 2012b:22). Dalam implementasinya, tujuan pendidikan yang beliau gagas tercantum dalam Tri Murti Pesantren, yakni 'Ulamaul 'Amiln, Immamal Muttaqin dan Muttaqin.
Konsep Belajar Mengajar
Konsep belajar mengajar yang KH. Choer Affandi ajarkan kepada muridnya adalah tegas layaknya militer, Â dan setiap apa yang beliau sampaikan harus selalu ada yang menulis. Beliau menginginkan suatu perubahan dalam sistem pembelajaran di pesantren, sehingga beliau pernah berkeliling pesantren-pesantren di Pulau Jawa untuk melakukan studi banding guna mendapatkan terobosan yang tepat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran (Fattah, 2013:7-9).
Beliau mengajarkan dakwah dengan konsep perbuatan, sehingga dalam diri beliau ada jiwa kewibawaan dan suri teladan yang baik. Ada peristiwa menarik yang menunjukkan kewibaan beliau dihadapan para santrinya. Pada saat itu ketika para santri di asrama sedang berisik, kemudian beliau berkeliling dengan menggunakan tongkatnya, seketika para santri yang tadinya berisik itu terdiam ketika mendengar suara langkah dan tongkat beliau. Padahal, beliau tidak bicara apa-apa, tetapi dengan suara langkah dan tongkat beliau yang kedengaran santri sekejap membuat santri yang tadinya berisik bisa terdiam. Hal tersebut menandakan bahwa ada komunikasi edukatif antara kiai dan santri meskipun tidak ada suara yang disampaikan oleh KH. Choer Affandi (Syahidin, 1994).
Sementara itu, konsep belajar mengajar Uwa Ajengan (sebutan lain K.H. Choer Affandi) dalam pendidikannya ada yang dikenal dengan ta'lm, tafwid dan tawasul. Ilmu yang pasti akan didapatkan dalam ta'lm sehari-hari. Adapun ilmu yang abstrak akan didapatkan di luar ta'lm, seperti ta'im kepada ilmu dan guru, serta khidma kepada guru dan pesantren. Khidma kepada guru misalnya santri membantu pekerjaan gurunya, baik tinggal di rumah gurunya, atau membantu pekerjaan gurunya sehari-hari seperti usaha, bertani, mengurus peternakan dan lain sebagainya. Begitupun dengan khidma kepada pesantren, seperti pengabdian kepada pesantren dengan mengajar kepada santri pemula, ikut membangun pesantren dan lain sebagainya (Wawancara Ilham Qodari Rois PP Miftahul Huda Manonjaya, 2015).
Adapun tafwid yaitu ijab qabul penyerahan orang tua kepada guru, supaya anaknya dididik dengan oleh dan ria dengan aturan yang diberikan oleh gurunya. Sehingga ketika seorang santri mau menjadi murid Uwa Ajengan, seorang santri tersebut harus ria terhadap aturan yang dibuat beliau di Pesantren Miftahul Huda. Â Misalnya saat penerimaan peserta didik baru, dalam pendidikan modern saat ini tidak ditemukannya ijab qabul antara guru dan murid, dan itu berbanding terbalik dengan apa yang ada di Pesantren Miftahul Huda yang masih mempertahankan tradisi ijab qabul antara orang tua, kiai dan santri sampai saat ini. Jika ada santri baru, biasanya orang tua santri tersebut akan bertemu dengan kiai dan menitipkan anaknya, sehingga ada ijab qabul antara orang tua, kiai dan santri. Implikasinya akan ada keridhoan antara orang tua, kiai dan santri saat menjalani proses pembelajaran di pesantren. Sedangkan tawasul yaitu mencari wasilah supaya dalam mencari ilmu bisa dimudahkan oleh Allah SWT, bisa dalam bentuk do'a, khidma kepada guru dan pesantren, atau dalam bentuk amalan sunnah lainnya.(Wawancara Ilham Qodari Rois PP Miftahul Huda Manonjaya, 2015).
K.H. Choer Affandi merupakan sosok penulis handal, sehingga beliau memiliki cukup banyak karya tulis, dan sebagian besarnya ditulis dalam bentuk nam. Karya-karyanya yang sempat terinventarisir adalah sebagai berikut:
1) 50 'Aqdah 'Ajmin Mu'min Munjin;
2) 'Aqdah Islmiyyah;