Mohon tunggu...
Tatang  Hidayat
Tatang Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - Pegiat Student Rihlah Indonesia

Tatang Hidayat, bergiat di Student Rihlah Indonesia. Ia mulai menulis sejak SD, ketika masa SMK ia diamanahi menjadi pimpinan redaksi buletin yang ada di sekolahnya. Sejak masuk kuliah, ia mulai serius mendalami dunia tulis menulis. Beberapa tulisannya di muat diberbagai jurnal terakreditasi dan terindeks internasional, buku, media cetak maupun online. Ia telah menerbitkan buku solo, buku antologi dan bertindak sebagai editor buku dan Handling Editor Islamic Research: The International Journal of Islamic Civilization Studies. Selain menulis, ia aktif melakukan jelajah heritage ke daerah-daerah di Indonesia, saat ini ia telah mengunjungi sekurang-kurangnya 120 kab/kota di Indonesia. Di sisi lain, ia pun telah melakukan jelajah heritage ke Singapura, Malaysia dan Thailand. Penulis bisa di hubungi melalui E-mail tatangmushabhidayat31@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kilauan Cahaya Tersembunyi di Pulau Dewata

2 Agustus 2021   08:39 Diperbarui: 2 Agustus 2021   08:42 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mushola ini bagaikan kilauan cahaya tersembunyi yang menyinari Pantai Kuta, Bali. Shalat Lima waktu diselenggarakan di mushola ini, adzan dan iqomah berkumandang, sehingga kalimat-kalimat tauhid setidaknya bisa mewarnai kawasan Pantai Kuta, Bali. Setelah selesai shalat dan berdo'a, saya diajak berolah alih sejenak menikmati setiap sudut Pantai Kuta.  

Bali tentu identik dengan pantainya, sejarah salah satu pantai terkenal di Bali, yakni Pantai Kuta. Pantai ini terletak di sebelah selatan Denpasar, ibu kota Bali. Sejak tahun 1960-an daerah ini sudah menjadi tujuan wisata mancanegara, dan telah menjadi objek wisata andalan. Daerah ini menjadi tempat wisata yang sangat sibuk di Bali. Pantai Kuta mulai dikenal sejak 1336 M, dimana Gajahmada dan pasukannya dari Majapahit, mendarat di bagian selatan pantai ini. Karena sering menjadi lokasi persinggahan, pelan-pelan daerah ini menjadi pelabuhan kecil. Warga pun menyebut kawasan di Banjar Segara Kuta ini dengan nama Pasih Perahu yang berarti pantai perahu (sejarahbali.com, 28/8/2017).

Sebelum menjadi kawasan wisata, Pantai Kuta merupakan sebuah pelabuhan dagang. Pada abad ke-19, salah seorang pedagang warga Denmark, Mads Lange, datang ke Bali untuk mendirikan basis perdagangan di Kuta. Mads Lange terkenal pandai bernegosiasi sehingga bisa merebut hati raja-raja Bali dengan Belanda. Salah saeorang penulis, Hugh Mahbett, juga menerbitkan sebuah buku berjudul "Praise to Kuta" yang berisi ajakan kepada masyarakat setempat untuk menyiapkan fasilitas akomodasi wisata. Buku ini bertujuan untuk mengantisipasi ledakan wisatawan yang berkunjung ke Bali. Buku tersebut kemudian menginspirasi banyak orang untuk membangun fasilitas wisata seperti penginapan, restoran dan tempat hiburan (sejarahbali.com, 28/8/2017).

Setelah saya bandingkan dengan pantai-pantai yang ada di Lombok yang mendapat julukan pulau seribu masjid, kalau boleh jujur menurut pendapat saya sebenarnya masih indah dan alami pantai-pantai yang ada di Lombok. Namun karena belum terkenal, pantai-pantai di Lombok belum menjadi daya tarik wisatawan mancanegara. Tak lama saya menghabiskan waktu di Pantai Kuta, karena hari itu matahari terik dan cuaca sangat panas, akhirnya kami pulang kembali untuk melanjutkan perjalanan ke tempat selanjutnya.

Sesampainya di rumah, perjalananku di lanjutkan memakai motor, saya diajak menyusuri setiap sudut kota Badung dan Gianyar, menjelang sore hari saya diajak ke situs kerajaan Mengwi, salah satu situs kerajaan yang ada di Pulau Dewata. Diajaknya aku berolah alih di kawasan peninggalan kerajaan tersebut.

Nampak bangunan candi masih tersisa, dan kawasan tersebut dikelilingi oleh parit yang sangat indah. Saking asyiknya kami menikmati suasana di kawasan tersebut, tak terasa waktu segera menuju Maghrib, kami harus segera melanjutkan ke tempat berikutnya. Selanjutnya kami berangkat ke tempat penangkaran monyet, sungguh sangat banyak monyet yang ada di tempat itu. Seolah layaknya kerajaan monyet yang ada di Bali.

Ketika kami sedang berada di tempat penangkaran monyet, senja mulai terlihat itu tandanya Maghrib akan segera tiba. Oleh karena itu kami memutuskan untuk menghentikan perjalanan dan segera kembali pulang untuk melaksanakan shalat Maghrib. Kami melaksanakan shalat di salah satu masjid termegah dan terindah di Gianyar, Masjid Agung Al A'la, ya masjid ini bagaikan surga tersembunyi di Gianyar, Bali.

Masjid Agung Al A'la merupakan masjid yang dibangun di ibukota kabupaten Gianyar. Masjid ini dibangun diatas tanah wakaf kemudian direnovasi secara total oleh Departemen Agama Kabupaten Gianyar. Fungsi utama masjid ini sebagai tempat ibadah para umat Islam yang berada di sekitar kabupaten Gianyar. Arsitektur masjid ini bergaya modern dengan desain minimalis tanpa memiliki cirikhas bangunan rumah di Bali. Masjid Agung Al A'la terletak di Jalan Kesatrian No.16 Lingkungan Candi Baru, kelurahan Gianyar, kecamatan Gianyar, kabupaten Gianyar, Bali 80511 (teamtouring.net).

Lokasi Masjid Agung Al A'la berada di pusat ibukota kabupaten Gianyar. Posisi masjid ini berada di sebelah selatan Jalan Ngurah Rai Gianyar yang berada di jantung kota Gianyar. Cukup mudah menemukan masjid ini karena bangunan masjid ini merupakan bangunan masjid terbesar yang berada di pusat kota Gianyar. Masjid Agung Al A'la berdiri pada tahun 1967 M diatas tanah wakaf dengan nama Masjid Jami' Al-A'la. Pada tahun 1983 dilakukan renovasi bangunan masjid meliputi perbaikan pintu, jendela, dan lantai masjid. Pada tahun 1992 dilakukan pelebaran area serambi masjid kemudian dilanjutkan pada tahun 1995 dengan renovasi masjid secara total. Perkembangan selanjutnya masjid ini ditetapkan dengan nama Masjid Agung Al A'la Gianyar (teamtouring.net).

Bangunan Masjid Agung Al A'la Gianyar terdiri dari dua lantai dimana bagian dasar digunakan sebagai kantor dan lantai dua digunakan sebagai tempat beribadah. Masjid ini menggunakan arsitektur modern dengan kubah besar berwarna hijau pada bagian atapnya. Arsitektur khas Bali hanya tampak pada bagian gapura dan pagar yang mengelilingi kawasan masjid ini. Fasilitas pendukung masjid cukup lengkap dan terawat dengan baik mulai tempat berwudlu, kamar mandi, wc, area parkir, dan kipas angin. Masjid Agung Al A'la menjadi salah satu pilihan umat Islam untuk beribadah di sekitar Gianyar. Agama Islam di wilayah Gianyar merupakan agama minoritas dengan jumlah pemeluk cukup sedikit. Pengunjung masjid ini sebagian besar merupakan umat Islam yang tinggal di sekitar Gianyar dan sisanya merupakan musafir termasuk wisatawan yang kebetulan melewati daerah ini (teamtouring.net).

Masjid itu lokasinya samping jalan dan bangunannya memang indah, maka nampak masyarakat yang ikut shalat di sana dari berbagai daerah, ada juga wisatawan sepertiku yang menyempatkan shalat di masjid itu. Awal mulai adanya cahaya Islam di Bali tidak bisa dilepaskan dengan peran dakwah Walisongo, bahkan dalam konteks ini umat Islam Bali mempunyai hutang budi kepada Baitul Maqdis (Palestina). Tepatnya sejak abad 15 M ketika mulai masifnya Islamisasi Nusantara masa Walisongo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun