Senin (1/7/2019) malam menuju Shubuh kala itu baru saja mata saya terpejam, tak lama ketika saya terlelap, seketika terbangun karena telingaku mendengar kumandang suara adzan Shubuh yang mengguncang sunyinya malam di Bali yang mendapat julukan Pulau Dewasa.
Malam ini saya bermalam di lingkungan masyarakat Pasundan yang ada di Tabanan Provinsi Bali, otomatis mayoritasnya adalah muslim sehingga adzan Shubuh bisa terdengar dengan jelas.
Dengan suasana yang masih ngantuk karena 2 jam yang lalu baru saja mataku terpejam dan diri ini terlelap, saya segera menuju masjid yang ada di kawasan Tabanan. Masyarakat muslim di sana tua, muda, pemuda, dan anak-anak berbondong-bondong menuju masjid untuk melaksanakan shalat Shubuh berjama'ah.
Setelah selesai shalat, saya kembali ke tempat saudara dan ternyata saudara yang menjemputku sudah berangkat bekerja, kemudian saya menyempatkan diskusi dengan saudara yang lain.
Tak terasa karena asyiknya diskusi, langit Pulau Dewata mulai cerah, saya harus segera siap-siap untuk berangkat ke Gianyar, karena disana saya sudah ditunggu berhubung ada mau mengantarkanku menyusuri sudut-sudut kota di Pulau Dewata sekalian saya napak tilas ke tempat dimana ibu saya pernah menjalani waktu kecilnya di Bali.
Namun sebelum berangkat, saya disediakan sarapan terlebih dahulu oleh saudara saya, setidaknya sarapan pagi itu bisa menegakkan punggungku dan mengisi energi yang sudah terkuras selama perjalanan kemarin.
Setelah selesai baru saya pamit kepada saudara saya yang sangat baik, yang telah menyambut bahkan rela malam-malam menjemputku di pelabuhan. Dari perkampungan masyarakat Pasundan, saya segera berangkat ke Gianyar.
Di sana saya sudah ditunggu oleh saudara saya yang lain, sesampainya di rumah saudara saya, saya sejenak beristirahat sebentar, karena mataku masih terasa ngantuk sebab perjalanan malam yang melelahkan.
Setelah semuanya siap, saya segera bangun dan berangkat bersama saudara saya sekeluarga berikut istrinya pun ikut padahal ia sedang mengandung 9 bulan. Saya di ajak ke Pantai Kuta salah satu pantai yang sangat terkenal di Bali.
Akses jalan menuju Pantai Kuta sangat macet, maklum pantai tersebut menjadi destinasi wisata andalan Bali. Sesampainya di Pantai Kuta, kami memarkirkan mobil terlebih dahulu di salah satu mall, kemudian shalat Dzuhur terlebih dahulu di salah satu mushola yang ada di mall tersebut, saya melanjutkan shalat Ashar jama takdim secara qashar, tak disangka di mall yang ada di Pantai Kuta ada mushola yang lumayan cukup besar, bersih, sejuk, nyaman dan wangi, meskipun lokasinya berada di basement.