Sampai saat ini Pesantren Miftahul Huda masih bertahan di tengah semakin banyaknya lembaga pendidikan modern yang didirikan. Keberjalanan Pesantren Miftahul Huda tentunya tidak bisa dilepaskan dari tokoh pendirinya yakni K.H. Choer Affandi (Hidayat & Syahidin, 2019).
Penerus Perjuangan KH. Choer Affandi
Setelah KH. Choer Affandi wafat, maka perjuangan beliau dilanjutkan oleh keturunannya untuk mengembangkan pesantren, khususnya Pesantren Miftahul Huda. Diantara keturunan-keturunan beliau ada yang menjadi dewan kiai, anwar muda yaitu suatu organisasi yang terdiri dari putra putri dan cucu pendiri pesantren Miftahul Huda (Hasanudin, 2017). Berdasarkan penuturan orang-orang terdekat beliau, dapat dipahami bahwa beliau merupakan sosok murabbi, muhajjir dan mujahid. Beliau merupakan sosok ulama legendaris yang mendidik santrinya penuh dengan totalitas, beliau mendidik santri dengan tegas bagaikan militer, itu semua dilakukan demi mencontohkan sikap disiplin. Di sisi lain, beliau pun lembut terhadap keluarga, bahkan beliau tidak segan-segan lebih mementingkan urusan santrinya daripada keluarganya. Beliau merupakan sosok yang mampu memberi ghiroh untuk senantiasa menjaga ruhūl jihad agar tetap melakat pada keluarga dan santrinya (Lukman Dkk, 2016).
Bersambung...
Bandung, 7 Agustus 2020
Daftar Pustaka
Adeng. (2011). Sejarah Pesantren Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya. Jurnal Patanjala, 3(1), 18–32.
Agussandi, I. M. (2013). Perkembangan Pondok Pesantren Miftahul Huda dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat Kabupaten Tasikmalaya (1980-2009). Jurnal Penelitian Pendidikan, 2(2).
Brata, Y. R. (2001). Sejarah Berdirinya Pesantren Miftahul Huda Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Artefak, 1(1), 50–68.
Fattah, A. (2013). Uwa Ajengan. Ciamis: Glauh Nurani.
Fauzianti, I., Suresman, E., & Asyafah, A. (2015). Model Pembelajaran Tauhid di Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya. Tarbawy, 2(2), 115–122.