Nama besar Kyai Amin Sepuh sangat melegenda, bahkan menjadi incaran tentara Belanda, terbukti ketika agresi Belanda II, tepatnya tahun 1952 Pondok Pesantren diserang Belanda. Dikarenakan mereka mengangap Kyai Amin Sepuh merupakan tokoh pejuang yang menentang penjajah. Pondok dibakar dan dikepung.
Para santri pergi dan para pengasuh berserta keluarga mengungsi. Dua tahun kemudian, tahun 1954, Kyai Sanusi yang masih salah satu murid Kyai Amin sepuh adalah orang yang pertama kali datang dari pengungsiannya. Sisa-sisa kitab suci berantakan, termasuk kitab-kitab karya Kyai Amin Sepuh, habis dibakar, bangunan hancur dan nampak angker. Semua itu secara bertahap dibereskan lagi.
Tahun 1955 KH. Amin Sepuh kembali ke Babakan, kemudian para santri banyak berdatangan dari berbagai pelosok. KH. Amin Sepuh yang menjadi pengauh Pondok Gede kembali memberikan pelajaran-pelajaran agama kepada para santrinya. Atas usahanya beliau maka perkembangan pesantren menjadi maju pesat.
Kemajuan yang sangat pesat tersebut juga diiringi dengan rintangan yang tidak mudah. H. Fikri menuturkan, sekitar tahun 1965 pesantren Raudlatut Tholibin dianggap sebagai penghalang anti PKI oleh sebab itu, PKI menyerang pesantren dan menculik salah seorang putra Kyai Amin Sepuh, yang hingga saat ini nasibnya tidak diketahui.
Dibalik itu santri Kyai Amin sepuh makin lama makin meluap. Pondok Raudhotul Tholibin tidak dapat menampung para santri, hingga santrinya dititipkan di rumah rumah ustadznya seperti KH. Hanan, di rumah KH. Sanusi, hingga kelak anak cucunya membentuk dan mengembangkan pesantren-pesantren seperti sekarang ini, sehingga pondok yang awalnya hanya satu (Pondok Raudlatut Tholibin) sekarang menjadi banyak. Alhamdulillah, tahun 2012 terdapat sekitar 40 pondok di lingkungan Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon.
KH. Amin Sepuh wafat pada hari Selasa, pukul 16.10 tanggal 16 Rabiul Akhir 1392 H atau 20 Mei 1972, di usia yang hampir seabad. Dan dikebumikan di pemakaman keluarga di area pesantren Raudlatut Tholibin.
Penulis : Sumardi
Datar Pustaka :
Majalah Suara Ulama Edisi 9 tahun 1439 H / 2018 – KH. Amin Sepuh Pahlawan Cirebon
Rihlah Literasi “Menelusuri Jejak Islam di Cirebon” pada Jum’at, 19 Juni 2020 Via Google Meet bareng Student Rihlah Indonesia
Follow
IG : @studentrihlahindonesia
STUDENT RIHLAH INDONESIA
Pusat Kajian Pemikiran Pendidikan, Kebudayaan, dan Peradaban
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H