Bermodal ilmu pengetahuan yang telah ia peroleh serta upaya mengikuti perkembangan Islam yang terjadi di timur tengah pada umumnya mulailah Kyai Amin Sepuh memegang tampuk Pimpinan Pesantren Babakan Ciwaringin, peninggalan nenek moyangnya itu, dengan penuh kesungguhan. Kyai Muda energik ini, selain mengajarkan berbagai Khazanah kitab kuning juga memperkaya pengetahuan para santrinya dengan ilmu keislaman modern yang mulai berkembang saat itu.
Meski demikian, seperti halnya pada kebanyakan pesantren, ilmu fiqih tetap menjadikan kajian yang sangat diprioritaskan, sebab ilmu ini menyangkut tata kehidupan sehari hari masyarakat dan individu, dengan sikapnya itu Kyai Amin semakin dikenal di seluruh Jawa sebagai seorang ulama yang sangat alim dan berpemikiran progresif. Maka dari itu dibawah bimbingan Kyai Amin Sepuh, Pesantren Babakan menjadi rujukan para santri untuk belajar Islam.
Santri-santri yang mengaji dengan Kyai Amin memenuhi pesantren, hingga dikenal sebagai salah satu pesantren besar di Jawa Barat. Beberaap santri Kyai Amin Sepuh, juga menjadi pengasuh pesantren di daerah masing masing. di antarnaya : Kang Ayip Muh (Cirebon), KH. Syakur Yasin, KH. Abdullah Abbas (Buntet), KH. Syukron Makmun, KH. Amin Halim, KH. Mukhlas, KH. Syarif Hud Yahya dan beberapa santri lainnya.
Sekilas tentang pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon
Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon merupakan satu wilayah atau kawasan yang memiliki banyak pesantren. H. Fikri menjelaskan bahwal awal Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon adalah dari satu pesantren yakni Pondok Gede Raudlatut Tholibin terletak di Desa Babakan Ciwaringin Kabupaten Cirebon dan pondok ini merupakan pondok pesantren tertua. Dari satu pesantren tersebut, akhirnya berkembang menjadi 40 pesantren (data tahun 2012).
Secara geografi Pesantren Babakan Ciwaringin di bagi menjadi 2 wilayah yaitu wilayah, Pesantren Babakan Utara dan Pesantren Babakan Selatan. Pondok pesantren Raudlatut Tholibin yang didirikan oleh KH. Amin Sepuh ada di wilayah Babakan Utara.
Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon didirikan sekitar tahun 1127 H/1705 M, oleh Kyai Jatira. Kyai Jatira sendiri adalah gelar dari KH. Hasanuddin putra KH. Abdul Latief dari desa Mijahan Plumbon Cirebon. Beliau merupakan bagian dari Keraton Cirebon. KH. Hasanuddin adalah seorang pejuang agama yang sangat dekat dengan masyarakat miskin.Â
Desa yang kering dengan lahan pertanian yang kurang subur menjadikan dirinya berpacu mengembangkan pondoknya sebagai tempat peristirahatan yang jauh dari keramaian terutama dari pengaruh kekuasaan dan penjajah Belanda. Maka dirintislah sebuah pesantren sederhana yang diberi nama Pesantren Babakan.
Pada tahun 1718, penjajah Belanda merasa khawatir dengan keberadaan pesantren ini, maka mereka menyerang Pesantren Kyai Jatira. Serangan itu mendapat perlawanan yang sangat sengit dari para santri. Tetapi karena peperangan itu tidak seimbang dalam perlangkapan senjatanya.Â
Akhirnya para santri dapat dikalahkan, dan pesantren Kyai Jatira dihancurkan dan dibakar habis. Pada persitiwa itu tidak sedikit para santri yang menjadi syuhada, dan peristiwa itu dikenal dengan nama Perang Ki Jatira. Sedangkan Kyai Jatira sendiri dibawa lari oleh muridnya menuju ke Desa Kajen.
Paska perang Ki Jatira, yang telah menghancurkan pesantren yang telah dirintisnya, Kyai Jatira kembali membangun pesantren dan mengajak masyarakat untuk memeluk Islam dan mengajarkan ilmu-ilmu keislaman. Dan usahanya tersebut membuahkan hasil, masyarakat berbondong bondong masuk Islam dan belajar ilmu-ilmu Islam.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!