Mohon tunggu...
Tatang  Hidayat
Tatang Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - Pegiat Student Rihlah Indonesia

Tatang Hidayat, bergiat di Student Rihlah Indonesia. Ia mulai menulis sejak SD, ketika masa SMK ia diamanahi menjadi pimpinan redaksi buletin yang ada di sekolahnya. Sejak masuk kuliah, ia mulai serius mendalami dunia tulis menulis. Beberapa tulisannya di muat diberbagai jurnal terakreditasi dan terindeks internasional, buku, media cetak maupun online. Ia telah menerbitkan buku solo, buku antologi dan bertindak sebagai editor buku dan Handling Editor Islamic Research: The International Journal of Islamic Civilization Studies. Selain menulis, ia aktif melakukan jelajah heritage ke daerah-daerah di Indonesia, saat ini ia telah mengunjungi sekurang-kurangnya 120 kab/kota di Indonesia. Di sisi lain, ia pun telah melakukan jelajah heritage ke Singapura, Malaysia dan Thailand. Penulis bisa di hubungi melalui E-mail tatangmushabhidayat31@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selamat Hari Guru Nasional untuk Guru-guruku

25 November 2016   22:52 Diperbarui: 25 November 2016   23:51 1375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Tatang Hidayat*

Setiap tanggal 25 November di negeri kita selalu di peringati sebagai hari guru nasional, hal itu ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994. Karena pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dan sekolah ditutup sehingga Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas. Namun, semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjadi dasar PGI menggelar Kongres Guru Indonesia pada 24-25 November 1945 di Surakarta. (Okezone.com, 24/11/2014)

Didalam kongres ini tepatnya pada 25 November 1945, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan. Maka sebagai penghormatan kepada para guru, pemerintah menetapkan hari lahir PGRI tersebut sebagai Hari Guru Nasional dan diperingati setiap tahun. (Okezone.com, 24/11/2014)

Islam Memuliakan Guru

Tugas sebagai seorang guru merupakan tugas yang sangat mulia, karena melalui wasilah para gurulah ilmu itu bisa tersampaikan. Menjadi seorang guru bukanlah hal yang sangat mudah, tetapi perlu keterampilan yang khusus supaya bisa menjadi guru yang professional.

Dalam pandangan Islam, guru merupakan tugas yang sangat mulia, sebagaimana dijelaskan Zuhri (1974: 103) menjadi guru adalah sangat mulia. Mendidik dan mengajar orang lain walaupun tidak ada sangkut pautnya  dengan hubungan family, tujuannya ingin membentuk manusia agar menjadi orang yang baik, berbadan sehat, berilmu dan berakhlak mulia.

Jika kita ingin memperoleh ilmu, salah satu syaratnya kita harus ada bimbingan dari guru, sebagaimana  tercantum dalam kitab Ta’lim Muta’allim karya az-Zarnuji (2012: 24) bahwa Ali bin Abi Thalib r.a berkata “ketahuilah, kamu tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan bekal enam perkara, yaitu : cerdas, semangat, bersabar, memiliki bekal, petunjuk atau bimbingan guru, dan waktu yang lama.

Tanpa seorang guru kita tidak akan mendapatkan ilmu apa-apa, karena hakikatnya guru adalah orang yang menjadi wasilah ilmu tersebut sampai. Saking pentingnya posisi guru dalam Islam, dijelaskan oleh Az-Zarnuji (2012: 27) Para pelajar tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat mengambil manfaatnya, tanpa mau menghormati ilmu dan guru

Jika seorang pelajar tidak menghormati ilmu dan guru, maka pelajar tersebut tidak akan memperoleh ilmu tersebut. Karena jika kita menginginkan ilmu yang kita pelajari, disamping kita mencintai ilmunya, kita juga harus mencintai wasilah yang menyampaikan ilmu tersebut, yaitu guru.

Islam memposisikan guru sebagai orang yang mulia, dijelaskan oleh Sayyidina Ali karramallahu wajhahyang dikutip az-Zarnuji (2012: 28) beliau berkata “aku adalah sahaya (budak) orang yang mengajariku walau hanya satu huruf, jika dia mau silahkan menjualku, atau memerdekakan aku, atau tetap menjadikan aku sebagai budaknya.”

Saking dimuliakannya posisi guru dalam Islam, siapapun yang mengajari hanya satu huruf, maka itu bisa disebut guru. Di Hari Guru Nasional ini yang selalu diperingati setiap tahunnya, sejenak kita merenung peran guru bagi kehidupan kita semua begitu banyaknya, tetapi terkadang kita melupakan jasa-jasa mereka, bahkan sekedar mendo’akan pun mungkin kita lupa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun