[caption id="attachment_301257" align="alignleft" width="300" caption="Hasil Tape saat Pembuat sedang Menstruasi"][/caption]
Oleh: Hidayat Raharja
Sampai hari terkahir ujian praktikum biologi yang mengambil kompetensi mengenai fermentasiyaitu pembuatan tape.Tidak banyak ditemukan hal menarik atau inovatif yang dilakukan para peserta ujian. Beberapa di antara melakukan eksplorasi pada cita rasa dengan pemberian aromadan rasa pandan, kayu manis, tape ketan yang dibungkus kulit buah durian, sertaproses fermentasiyang diiringi dengan aneka jenis musik music; bacaan Al-quran, Musik Klasik dan Musik Rock. Eksplorasi yang dilakukan oleh beberapa siswa untukmendapatkan rasa baru dalam pembuatan tape.
Tapedengan rasa pandan dan kayu manis,sangat menariksebab aromanya tetapseperti aromatapenamun saat dimakan tape tersebut mengeluarkan rasa kayu manis.Proses pembuatantape ini dilakukan pada merebus singkong bersama-sama dengan kayu manis dan untuk rasapandan dicelupkan pandan pada rebusan singkong. Setelah didinginkan baru dibaluri dengan ragi tape dan proses fermentas dimulai secara anaerob.
Satu kelompok yang lain mencoba membuat tape dengan pembungkus kulti durian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh aroma durian terhadap aroma dan rasa tape. Namun sayang hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan rasa tape sangat kecutdan baunya kurang sedap. Aroma tidak sedap ini karena adanya pembusukan pada kulit buah durian.
[caption id="attachment_301258" align="aligncenter" width="300" caption="Tape Ketan dibungkus Kulit Durian"]
Perlakuanyang lain proses pembuatan tapediiringi dengan irama musik dengan empat perlakuan. Perlakuan pertama pada bahan tape yang telah dibungkus diperdengarkan musik,lantunan ayat Alqur’an selama tiga puluh menit pada hari pertama dan diulangi lagi pada hari kedua.
Pada perlakuan kedua pada bahan tape yang telah dibungkus diperdengarkan musik Rock selama tiga puluh menit dan diulangi lagi pada hari kedua.
[caption id="attachment_301259" align="aligncenter" width="300" caption="Tape yang diproses dengan iringan lantunan ayat suci Alqur"]
Perlakuan ketiga pada bahan tape diperdengarkan musik klasik selama tiga puluh menit dan diulangi lagipada hari keempat.
Perlakuan keempat tidak diberi pengaruh musik sebagai pembanding.Dari hasil pengamatan pada hari ketiga, tape matang. Dari tekstur yang paling lembut adalah bahan tape dengan iringan musik rock dan lebih matang namun rasanya tida klebih manis dari perlakuan lantungan ayat Alquran. Rasa paling manis terdapat pada tape yang diperdengarkan lantunan ayat Alqur’an. Secara berurutan rasa yang paling manis adalah perlakuan dengan lantunan ayat Alqur’an, iringan musik rock, iringan musik klasik dan tanpa iringan musik. Sedangkan tekstur yang paling lembutterdapat pada tapeyang diperdengarkan iramamusik rock, alunan ayat Alqur’a,,musik klasik dan yang tanpa iringan musik.
[caption id="attachment_301260" align="aligncenter" width="300" caption="Tape yang diproses dengan iringan musikrock"]
Dari data pengamatan tersebut Musik rock dapat mempengaruhi pada tekstur tape. Hal ini sangat menarik, sebab ternyata irama musik rock bukan hanya berpengaruh terhadap produksi adrenalin pada otak manusia sehingga memacu detak jantung lebih cepat dan menjadi lebih agresif. Hentakan musik rock juga berpengaruh terhadap aktivitas mikroorganisme (Saccharomyces Sp) dalam meningkatkan produktivitas enzim sehingga mempercepat pada proses penguraian atau pematangan tape. Meningkatnya aktivitas metabolisme oleh enzimragimempercepat pada pematangan tape sehingga teksturnya lebih lunak dibandingkan dengan iringan musik yang lain.
[caption id="attachment_301261" align="aligncenter" width="300" caption="Tapeyang diproses dengan iringan musik klasik"]
Sedangkan rasa paling manis terdapat pada tape yang diperdengarkan lantunan ayat Alquran. Lantunan yang merdudengan penuh pesan dan perasaan menimbulkan ketentraman suasana yang memacu kerja enzim menjadi lebih optimal. Ketenagan yang berbeda dibandingkan dengan iramamusikklasik sebab hanya berpengaruh kepada irama tanpa ada pesan teks yang disampaikan. Perolehan rasa manis tersebut bukan karena kecepatan waktu matangtetapi kesempurnaan dalam proses fermentasi yang ditopang oleh suasana tenteram dan damai.
[caption id="attachment_301262" align="aligncenter" width="300" caption="Qitrin Labiba dan Ihsan Nurmahmudi meneliti pegaruh musik terhadap proses fermentasi tape"]
Perlakuan yang tidak kalah menariknyaadalah ketika sekelompok siswa mencoba membuktikan mitos bahwa kalau perempuan sedang menstruasi tidak boleh membuat tape karena tape akan berwarna merah dan rasanya tidak enak. Salah satu kelompokmelakukan penelitian dengan salah satu perlakuan tape dibuat oleh salah seorang anggota kelompok yang mengalami menstruasi. Hal yang mengejutkan mereka ternyata sehari setelah proses fementasi dilakukan pada bahan terdapat bercakmerah seperti bercakdarah. Pada hari ketiga saat tape matang bercak tersebut telah berubah seperti tumpahan tinta merah ke bahan tape.Fakta yang membuktikan bahwa menstruasi berpengaruh terhadap proses fermentasi tape singkong.
[caption id="attachment_301263" align="aligncenter" width="300" caption="Aisyaturridha, Rusmiyati dan Qitrin Labiba - anggota peneliti"]
Adakah kemungkinanpengaruh psikhis dari pembuat yang mengalami menstruasi berpengaruh terhadap warna tape. Kenapa warnanya mesti merah. Ataukah energi negatifsuasana dan perubahan hormonal dan psikologis mengalir dalam tubuh pembuat mengalir ke dalam adonan tape?
Dalam ranah psikhis seseorang yang mnegalami menstruasi mengalamiperubahan produksi hormon yang berhubungan denganorgan reproduksi. Sebuah siklus hormonal yang berpengaruh terhadapsuasaankejiwaan dan fisiik seseorang. Mngolah tapedan juga tidak menutup kemungkinan mengolah bahan makanan yang lain sangat dipengaruhi olehsuasana psikhis dan suasana hati. Rasa riang,tulus, dan penuh gairah akan memberikan pengaruh positif terhadap hasil olahan pangan. Fakta yang menunjukkan bahwa bahan makanan merupakan suatu“Makhluk” yang meutuhkan perhatian,kasih sayang dan ketulusan dari para pengelolanya sehingga bisa “bermetamorfosis” menjadi makanan yang bukan hanya baik tetapi memberikan kenikmatan bagi pengkonsumsinya. Pengolahan makanan juga membutuhkan cinta, ketulusan yang bersumber dari hati pembuat dan lingkungannya.
Sumenep, 29-30 Maret 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H