Mohon tunggu...
HIDAYAT
HIDAYAT Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

"Saya merupakan seorang praktisi pendidikan Selain itu, saya juga berperan aktif dalam berbagai lembaga dan organisasi Islam di Kabupaten Bandung, berkomitmen dalam mengembangkan dan memperkuat komunitas melalui pendidikan dan kegiatan sosial."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapresiasi Tulisan Nilai Kebersamaan dalam Pendidikan

16 November 2024   22:51 Diperbarui: 17 November 2024   01:50 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi:https://ciget.info/

 Mengapresiasi tulisan Nilai Kebersamaan dalam Pendidikan

Oleh: Hidayat

Penulis ingin Mengapresiasi tulisan yang mendalam atas tulisan Prof A. Rusdiana https://www.kompasiana.com/ahmad58914/6738b6aeed64150d64156e42/menanamkan-nilai-kemersamaan-melalui-pendidikan-kunci-membangun-generasi-unggul-indonesia-emas-2045 yang sangat relevan mengenai pentingnya menanamkan nilai kebersamaan melalui pendidikan dalam konteks masyarakat Indonesia yang multikultural. 

Dalam menghadapi kompleksitas masyarakat yang beragam, karya Anda memberikan wawasan yang mendalam mengenai tantangan yang dihadapi oleh generasi muda di era 5.0 ini. Khususnya, Anda telah merumuskan tantangan-tantangan signifikan seperti meningkatnya individualisme dan penurunan tingkat empati, yang merupakan ancaman nyata bagi persatuan dan pembangunan bangsa.

Pertama Integrasi Nilai Kebersamaan dalam Kurikulum Pendidikan

Saya sepenuhnya sependapat bahwa kurikulum pendidikan harus mengedepankan nilai kebersamaan. Penekanan terhadap kolaborasi dapat diimplementasikan melalui pendekatan *project-based learning*, yang dirancang untuk melibatkan kerja tim lintas budaya dan agama. 

Metode ini tidak hanya mengasah keterampilan kolaborasi, tetapi juga membangun kesadaran akan keragaman di sekitar kita. Sebuah kurikulum yang inklusif akan menciptakan lingkungan pembelajaran yang tidak hanya mendorong kecerdasan akademis, tetapi juga pembentukan karakter yang mampu menghargai perbedaan.

Kedua Peran Guru sebagai Teladan Kebersamaan

Peran guru sebagai panutan dalam menanamkan nilai kebersamaan tidak dapat diabaikan. Guru yang menunjukkan sikap terbuka, menghormati keberagaman, dan mendukung prinsip-prinsip toleransi akan menginspirasi siswa untuk mengadopsi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 

Oleh karena itu, pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru dalam hal pendidikan nilai kebersamaan adalah langkah yang sangat penting. Hal ini merupakan langkah awal yang krusial untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif, inklusif, dan memfasilitasi siswa dalam mengembangkan sikap saling menghormati.

Ketiga Pendidikan Berbasis Pengalaman

Pendidikan berbasis pengalaman, seperti kegiatan *live-in* dan pengabdian masyarakat, menawarkan siswa kesempatan untuk belajar secara langs

ung mengenai pentingnya kerja sama. Melalui interaksi nyata dengan masyarakat yang beragam, siswa dapat memperkuat nilai empati, solidaritas, dan persatuan. Kegiatan ini tidak hanya memberikan pembelajaran akademis, tetapi juga pembinaan karakter yang esensial dalam membangun generasi yang siap menghadapi tantangan global dan bersikap adaptif terhadap perubahan.

Keempat Penggunaan Teknologi untuk Mendukung Kolaborasi

Di era digital ini, teknologi memainkan peran penting dalam mendukung kolaborasi lintas budaya. Pemanfaatan platform pembelajaran daring dapat menciptakan ruang belajar yang menghubungkan siswa dari berbagai latar belakang. 

Hal ini berpotensi memperkuat nilai kebersamaan dan mempersiapkan mereka untuk terlibat dalam dinamika masyarakat global yang semakin kompleks. Sebagai contoh, proyek kolaboratif internasional melalui kelas virtual dapat memberikan pemahaman tentang perspektif yang berbeda dan mengajarkan siswa untuk bekerja sama meskipun berada di lokasi yang berjauhan.

Kelima Peran Orang Tua dan Komunitas

Keterlibatan orang tua dan komunitas dalam mendukung pendidikan nilai kebersamaan merupakan kunci keberhasilan. Keluarga dan komunitas lokal adalah tempat pertama bagi anak-anak untuk belajar tentang toleransi, nilai-nilai sosial, dan kerja sama. 

Melibatkan orang tua dalam berbagai kegiatan pendidikan, seperti lokakarya dan seminar, dapat memperkuat ikatan antara sekolah dan rumah. Sementara itu, kegiatan sosial yang melibatkan masyarakat dapat membantu anak-anak memahami peran vital kerja sama dalam kehidupan sehari-hari.

Secara keseluruhan, tulisan Prof.A Rusdiana menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sekolah, guru, orang tua, dan komunitas, dalam menciptakan generasi muda yang tidak hanya memiliki kompetensi tinggi, tetapi juga karakter yang baik. Dengan pendidikan yang berfokus pada nilai kebersamaan, kita dapat melangkah menuju pembangunan generasi yang siap menyongsong visi Indonesia Emas 2045.

Terima kasih atas kontribusi  yang sangat berharga dalam diskusi ini. Saya berharap refleksi ini dapat memberikan tambahan yang bermanfaat dalam upaya bersama kita menuju pendidikan yang lebih baik untuk semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun