Pertama Peningkatan Kompetensi melalui Pembelajaran Berkelanjutan:
  Bonus demografi 2030 akan menciptakan persaingan yang ketat di dunia kerja. Untuk menjadi talent yang unggul, setiap individu harus terus belajar dan mengembangkan diri. Mencatat ilmu yang didapat dari berbagai sumber, seperti seminar, workshop, dan kursus online, akan membantu mengingat dan memanfaatkan pengetahuan tersebut secara efektif.
Kedua Penerapan Ilmu dalam Dunia Nyata:
  Menulis memungkinkan seseorang untuk merumuskan dan menyusun strategi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Dalam dunia kerja, kemampuan untuk mengaplikasikan teori ke dalam praktik sangat penting. Dengan mencatat dan merefleksikan ilmu yang diperoleh, seseorang dapat lebih mudah mengintegrasikannya ke dalam tugas dan proyek yang sedang dikerjakan.
Ketiga Pembentukan Pemikiran Kritis dan Kreatif:
  Proses menulis memerlukan pemikiran kritis dan analitis. Ini membantu seseorang untuk lebih memahami masalah, mencari solusi inovatif, dan mengembangkan ide-ide baru. Di era bonus demografi, di mana kreativitas dan inovasi menjadi kunci sukses, kemampuan ini sangat dibutuhkan.
Keempat Mengatasi Lupa dan Memperkuat Ingatan:
  Ilmu yang tidak dicatat cenderung mudah dilupakan. Dalam era informasi yang serba cepat, menjaga agar informasi tetap diingat menjadi tantangan tersendiri. Menulis adalah cara efektif untuk memastikan bahwa pengetahuan yang penting tidak hilang dan selalu siap digunakan saat dibutuhkan.  Implikasi Praktis dari Pesan Imam Syafi'i.Dalam menghadapi era bonus demografi, generasi muda harus menjadikan menulis sebagai bagian dari gaya hidup mereka. Berikut beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan:
a.Membuat Catatan Harian: Setiap hari, tuliskan apa yang telah dipelajari, baik dari pengalaman pribadi maupun dari sumber eksternal.
b.Menyusun Portofolio Digital: Manfaatkan teknologi dengan membuat blog atau catatan digital untuk menyimpan dan mengorganisir ilmu yang telah dipelajari.
c.Mengadakan Diskusi dan Kolaborasi: Berpartisipasi dalam diskusi dan kelompok belajar, kemudian mencatat hasil diskusi tersebut untuk referensi di masa mendatang.
d.Menerbitkan Karya Tulis: Menulis artikel, esai, atau buku berdasarkan ilmu dan pengalaman yang dimiliki untuk dibagikan kepada orang lain.
Menghadapi era bonus demografi 2030, menjadi seorang talent yang penting tidak hanya membutuhkan keterampilan dan pengetahuan, tetapi juga kemampuan untuk mengikat ilmu tersebut melalui tulisan. Seperti yang disampaikan oleh Imam Syafi'i, menulis adalah cara efektif untuk memastikan bahwa ilmu yang diperoleh tidak hilang dan tetap dapat dimanfaatkan sepanjang waktu. Dengan menulis, generasi muda dapat mempersiapkan diri mereka untuk mengambil bagian dalam peluang besar yang ditawarkan oleh bonus demografi, sehingga dapat berkontribusi pada kemajuan dan kesejahteraan bangsa.
Wallohu A'lam
Tuliasan ini Tulisan ini terinspirasi dari poto masaiswa yang menceritakan telah melaksanakan Bimbinga Tesis (Rabu, 22/05/024: 19:20).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H