Nah kalah banyak dari masyarakat yang mengajukan pinjaman, itu artinya tingkat kepercayaan publik pada kondisi keuangan negara saat itu sedang baik.
Karenanya, nilai aggregate demand pun akan meningkat. Nah berbeda kasusnya kalau kondisi ekonomi ternyata sedang menurun, maka konsumen akan cenderung menahan diri untuk membeli produk barang atau jasa yang mahal dan menghindari kredit. Sehingga, nilai aggregate demand akan menurun.
Kondisi Ekonomi dan Aggregate Demand
Kondisi ekonomi yang terjadi dalam skala nasional maupun internasional akan turut memberikan dampak pada nilai aggregate demand  di suatu negara. Dalam kondisi resesi, setiap konsumen dan produsen tentu akan cenderung menekan pengeluarannya. Untuk itu, jumlah pengajuan kredit pun akan berkurang.
Hal seperti ini akan berdampak pada pengeluaran produksi dan juga instrumen investasi. Akan ada banyak pebisnis yang mengalami kerugian karena banyak faktor, baik itu dari kurangnya modal, atau penjualan yang menurun drastis. Untuk itu, perusahaan harus terpaksa mengurangi jumlah karyawannya.
Efeknya, akan ada banyak banget nih masyarakat yang menjadi pengangguran. Untuk itu, kondisi ekonomi pada suatu negara akan sangat berdampak pada nilai aggregate demand.
Komponen Aggregate Demand
Nah agar kita bisa memahami aggregate demand  lebih dalam lagi, mari kita gambarkan berbagai komponennya. Kurang lebih kita bisa menghitung aggregate demand  dari empat sektor ekonomi makro.
Pertama, Konsumsi.
Konsumsi mampu mewakili tingkat pengeluaran rumah tangga untuk barang dan juga jasa. Hal penentu yang paling utama dari komponen yang satu ini adalah pendapatan disposibel atau pendapatan setelah pajak atau pendapatan sekali digunakan.
Tingginya pengeluaran sekali pakai akan mampu meningkatkan konsumsi dan juga tabungan. Tingginya tabungan dan juga konsumsi rumah tangga dari tambahan uang yang diterima tergantung dari kebiasaan rumah tangga tersebut.
Kita bisa mengukur kebiasan ini dengan menggunakan indikator kecenderungan mengonsumsi marginal dengan kecenderungan menabung marginal.
Kedua, Investasi