Ketiga, Perubahan Ekspektasi Inflasi
Bila suatu negara sedang mengalami peningkatan laju inflasi, maka umumnya akan terjadi pula peningkatan harga barang dan jasa dalam negeri. Bila masyarakat merasa negaranya sedang mengalami inflasi, maka mereka akan melakukan pembelian sebelum harga komoditas menjadi meningkat tinggi. Kondisi tersebut akan menyebabkan aggregate demand menjadi meningkat.
Sebaliknya, bila masyarakat merasa harga komoditas akan segera mengalami penurunan dalam waktu yang dekat, maka mereka akan cenderung menunggu hingga harganya turun. Hal ini akan membuat aggregate demand menjadi menurun juga.
Keempat, Perubahan Nilai Tukar Mata Uang
Nilai mata uang juga akan turut memberikan dampak besar pada aggregate demand. Bila nilai mata uang dalam suatu negara sedang anjlok, maka harga barang tentu akan semakin mahal, khususnya barang impor. Sebaliknya, bila mata uang sedang meningkat, maka harga barang impor pun akan cenderung lebih murah. Naik turunnya harga ini pun akan turut mempengaruhi nilai aggregate demand.
Gimana nih Cara Menghitung Aggregate Demand..???
Ada beberapa hal yang harus diketahui dalam menghitung standar aggregate demand nih, yaitu pertama, rencana biaya pengeluaran untuk produk barang atau jasa (C), kedua, rencana pengeluaran yang digunakan untuk investasi (I), ketiga, pengeluaran anggara pemerintah (G), keempat, kegiatan Ekspor (X), dan kegiatan Impor (M). Nah berikut rumusnya:
AD = C + I + G + (X – M).
Kemudian apa sih pengaruh utang pada aggregate demand....???
Utang memiliki peranan yang penting banget nih pada tinggi atau rendahnya nilai aggregate demand. Pada dasarnya, aggregate demand adalah mengeluarkan mata uang dengan tujuan untuk konsumsi, investasi, dll. Mengeluarkan uang ini akan sangat tergantung dengan jumlah pendapatan yang diperoleh. Berikut ini adalah gambaran singkatnya:
Pendapatan – Pengeluaran = Jumlah Tabungan
Atau:
Pengeluaran = Pendapatan – Tabungan = Pendapatan + Utang.
Itu artinya, jumlah uang yang Anda keluarkan adalah yang bisa ditambah jumlah yang Anda pinjam. Contohnya begini, bila si X mengeluarkan uang 5 juta sementara pendapatannya adalah 4 juta, maka si x pasti akan meminjam sisa 1 juta tersebut. Pun saat si X ternyata memiliki penghasilan 4 juta dan hanya bisa mengeluarkan 3 juta, maka ia pasti memiliki tabungan senilai 1 juta.