Mohon tunggu...
Achmad Nur Hidayat
Achmad Nur Hidayat Mohon Tunggu... Konsultan - Pakar Kebijakan Publik

Achmad Nur Hidayat (Born in Jakarta) previously earned Master Public Policy on Economic Policies from Lee Kuan Yew School of Public Policy National University of Singapore (NUS) and from Tsinghua University, Beijing China in 2009. He had an executive education from Harvard Kennedy School of Government, Boston-USA in 2012. He is currently assisting and providing recommendation for both the Supervisory Board of Central Bank of Indonesia and Government of Indonesia in the effort to increase sustainable economic growth, maintain the financial system stability and reinvent human resources capacities in line with technological disruption. He was Chairman of Student Boards (Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia) University of Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Makna Geopolitik Pertemuan 2 Jenderal dan 2 Presiden

26 Juli 2022   14:41 Diperbarui: 26 Juli 2022   15:27 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak dapat dielakan bahwa kunjungan US Chairman of The Joint Chief of Staff Jenderal Mark A Milley diterima Panglima TNI Jenderal Andika memiliki makna geopolitik yang luas.

Bagaimana tidak, pertemuan tersebut dilakukan disaat sikap agresifitas pihak China melakukan intercept terhadap armada udara pihak barat di laut china selatan.

Pada awal Juni 2022, Australia dan Kanada menuduh China melakukan intercept berbahaya terhadap pesawat patroli maritim yang melakukan misi pengawasan dan pemantauan sanksi rutin di Laut China Timur dan Selatan.

Australia mengatakan bahwa P-8A Poseidon Angkatan Udara Australia dicegat oleh pesawat tempur Shenyang J-16 Angkatan Udara China di atas Laut China Selatan sementara yang pertama sedang melakukan misi "pengawasan maritim rutin" pada 26 Mei.

Media barat melaporkan ada sekitar 60 intercept kepada  pesawat patroli maritim P-3 Orion Kanada, di atas perairan internasional oleh jet tempur China sejak Desember 2021.

Lebih dari dua lusin di antaranya dianggap berbahaya oleh Kanada, dengan kru CP-140 melaporkan bahwa jet China terkadang cukup dekat sehingga anggota kru dapat "melakukan kontak mata dengan pilot China, dan terkadang melihat mereka mengangkat jari tengah.

Situasi memanas tersebut menunjukan keinginan kuat untuk melakukan hegemoni di kawasan Laut China Selatan baik oleh China maupun oleh Sekutu Barat.

Makna Kunjungan Panglima Joint Chief Amerika dalam 14 Tahun Terakhir

Tidak dapat dielakan bahwa AS dan barat menang banyak atas kunjungan tersebut. Indonesia sebagai negara paling luas dan padat penduduknya di ASEAN memiliki makna besar bagi AS atas pengaruh LCS.

Setidaknya AS memilikit tingkat keyakinan satu level lebih percaya diri bahwa Indonesia tidak akan berada di kubu China dalam rivalitas menjadi hegemoni di Laut China Selatan.

Laut China Selatan memang menjadi titik panas dalam satu tahun terakhir yang melibatkan tidak hanya China juga negara ASEAN lainnya.

China dilaporkan akan memiliki sebuah pangkalan militer Angkatan Laut (AL) yang baru di Ream, Kamboja. Pangkalan militer tersebut sepenuhnya menggunakan uang dari China. Menurut Duta Besar China untuk Kamboja, Wang Wentian, pangkalan itu akan memperdalam persahabatan yang erat antara kedua negara. Termasuk membantu memodernisasi angkatan laut Kamboja.

Ream Naval Base berada di kamboja dan langsung menghadap ke teluk Thailand.

Teluk Thailand sendiri merupakan terusan dari Laut China Selatan (LCS) yang disengketakan Beijing dengan beberapa negara-negara ASEAN.China mengklaim LCS hingga 90% sebagai wilayahnya melalui "sembilan garis putus-putus.

Ini membuatnya kerap tegang dengan sejumlah negara kawasan, seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei dimana negara tersebut memiliki hubungan sangat erat dengan Amerika. Patut dingat pangkalan AS terbesar di ASEAN ada di Filipina.

Keberadaan tentara China di Ream Kamboja memiliki resiko besar bagi perdagangan maritim dunia. Laut China Selatan berkontribusi terhadap 2/3 perdagangan maritim diseluruh dunia.

Oleh karena itu, LCS wajar menjadi rebutan bagi China dan AS dalam rangka menjadi negara nomor 1 dunia dalam hal ekonomi dan pertahanan keamanan.

Bagaimana Sikap Indonesia Saat Ini

Dalam rangka melakukan keseimbangan atas langkah panglima menerima kedatangan panglima AS, Presiden Jokowi mengumumkan secara terbuka rencananya melakukan pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping.

Pertemuan tersebut akan menjadi pertemuan pertama kali Presiden Xi Jinping setelah zero covid policy diberlakukan. China sangat ketat melarang keluar masuk warga dalam zero policy tersebut.

Pertemuan tersebut akan menekankan kerjasama ekonomi, investasi dan penanganan COVID-19.

Memang benar, bahwa Indonesia memainkan peran dua kaki. Kaki ekonomi dan investasi diletakan pada sisi China sementara kaki militer diletakan pada sisi Amerika Serikat.

Sebenarnya langkah tersebut berbahaya dan tidak sesuai dengan mandat konstitusi UUD dimana Indonesia harus terlibat aktif dalam perdamaian dunuia.

Kesannya permainan dua kaki pemeritahan Indonesia tersebut malah terkesan memanfaatkan ketegangan dan bukannya meredakannya.

Rekomendasi

Sikap yang bijak bagi Indonesia adalah bukan dengan bermain dua kaki namun Indonesaia harus dengan tegas menyampaikan rencana agenda rekonsiliasi atas Laut China Selatan.

Langkah tersebut dengan membangun pertemuan-pertemuan formal dan informal dengan para pihak yang sedang berselisih tegang seperti China-Kamboja, Thailand, Filipina dan Australia.

Sikap Indonesia yang terbaik Bukan Memihak dan Memanfaatkan Tapi Menyatukan

Kesan Indonesia memanfaatkan China dalam hal ekonomi dan investasi dan memanfaatkan AS dalam hal militer harusnya tidak dijadikan ajang memanfaatkan ketegangan yang ada. Ini namanya bermain api dimasa depan.

Sikap bermain api harusnya dihindarkan. Ketegangan dapat meruncing menjadi physical war yang manakala terjadi Indonesia dapat menjadi korban pertamanya.

Semoga Politik luar negeri Indonesia dapat dimainkan dengan cerdas dan bijak dan bukannya menggunakan ketegangan untuk memanfaatkan kepentingan domestik. Apalagi untuk kepentingan pilpres 2024. Kacau!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun