Laut China Selatan memang menjadi titik panas dalam satu tahun terakhir yang melibatkan tidak hanya China juga negara ASEAN lainnya.
China dilaporkan akan memiliki sebuah pangkalan militer Angkatan Laut (AL) yang baru di Ream, Kamboja. Pangkalan militer tersebut sepenuhnya menggunakan uang dari China. Menurut Duta Besar China untuk Kamboja, Wang Wentian, pangkalan itu akan memperdalam persahabatan yang erat antara kedua negara. Termasuk membantu memodernisasi angkatan laut Kamboja.
Ream Naval Base berada di kamboja dan langsung menghadap ke teluk Thailand.
Teluk Thailand sendiri merupakan terusan dari Laut China Selatan (LCS) yang disengketakan Beijing dengan beberapa negara-negara ASEAN.China mengklaim LCS hingga 90% sebagai wilayahnya melalui "sembilan garis putus-putus.
Ini membuatnya kerap tegang dengan sejumlah negara kawasan, seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei dimana negara tersebut memiliki hubungan sangat erat dengan Amerika. Patut dingat pangkalan AS terbesar di ASEAN ada di Filipina.
Keberadaan tentara China di Ream Kamboja memiliki resiko besar bagi perdagangan maritim dunia. Laut China Selatan berkontribusi terhadap 2/3 perdagangan maritim diseluruh dunia.
Oleh karena itu, LCS wajar menjadi rebutan bagi China dan AS dalam rangka menjadi negara nomor 1 dunia dalam hal ekonomi dan pertahanan keamanan.
Bagaimana Sikap Indonesia Saat Ini
Dalam rangka melakukan keseimbangan atas langkah panglima menerima kedatangan panglima AS, Presiden Jokowi mengumumkan secara terbuka rencananya melakukan pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping.
Pertemuan tersebut akan menjadi pertemuan pertama kali Presiden Xi Jinping setelah zero covid policy diberlakukan. China sangat ketat melarang keluar masuk warga dalam zero policy tersebut.
Pertemuan tersebut akan menekankan kerjasama ekonomi, investasi dan penanganan COVID-19.