Teknologi di era ini berkembang pesat dan mampu memacu digitalisasi segala aspek secara signifikan. Dampak dari digitalisasi pun juga menyasar berbagai bidang, termasuk bidang auditing. Audit saat ini menjadi berbeda dengan era sebelumnya. Hal ini terjadi karena bebrapa faktor.
1. Terjadinya peningkatan volume data secara signifikan, sehingga peningkatan ini perlu diimbangi dengan teknologi terbaru yang mampu membantu auditor dalam melakukan analisis data dalam jumlah yang jauh lebih besar dibanding sebelumnya.
2. Perubahan pada model bisnis, dimana saat ini sudah banyak perubahan dari operasional bisnis klien, dan pada kasus ini, auditor harus siap dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
3. Perubahan menuju otomatisasi, dimana saat ini kegiatan rutin yang membutuhkan tenaga manusia digantikan oleh teknologi, serta sistem yang sudah beralih dengan digitalisasi agar lebih efektif dan efisien. Melakukan minimalisir pada kegiatan manusia dianggap mampu membantu mengurangi error.
4. Permintaan atas pendekatan audit yang lebih proaktif dan mementingkan masa depan. Teknologi yang saat ini digunakan seperti AI atau machine learning menciptakan transformasi pada profesi audit, yang membuat kegiatan audit yang lebih reaktif dan mementingkan kejadian historis menjadi audit yang proaktif. Pada hal ini, peranan auditor sebagai kustodian dan penerjemah dari fondasi data yang tersedia. Teknologi menawarkan kesempatan untuk memproduksi audit dengan kualitas yang lebih baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Meskipun teknologi telah menghadirkan banyak alat dan perangkat lunak yang dapat mengotomatisasi banyak tugas dalam proses audit sehingga meningkatkan efisiensi dan akurasi, peran seorang auditor tidak dapat sepenuhnya digantikan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa auditor masih relevan:
1. Penilaian Kritis dan Pengambilan KeputusanÂ
Teknologi dapat mengolah data dalam jumlah besar dengan cepat, tetapi tidak dapat menggantikan kemampuan manusia dalam menganalisis data tersebut secara kritis, mengidentifikasi pola yang tidak biasa, dan mengambil keputusan yang tepat berdasarkan konteks bisnis yang kompleks.
2. Pemahaman Konteks Bisnis
Auditor memiliki pemahaman mendalam tentang bisnis dan industri yang mereka audit. Mereka dapat mengidentifikasi risiko yang mungkin terlewatkan oleh sistem otomatis dan memberikan rekomendasi yang sesuai dengan tujuan bisnis klien.
3. Hubungan Interpersonal
Audit seringkali melibatkan interaksi dengan berbagai pihak, seperti manajemen, karyawan, dan pihak eksternal. Keterampilan komunikasi dan hubungan interpersonal yang baik sangat penting untuk membangun kepercayaan dan mendapatkan informasi yang relevan.
4. Keamanan dan Integritas Data
Teknologi tidak dapat sepenuhnya menghilangkan risiko keamanan dan integritas data. Auditor harus memastikan bahwa data yang digunakan dalam proses audit benar dan lengkap, bahkan jika data tersebut disimpan secara elektronik.
5. Kompetensi Akuntansi
Auditor memiliki kompetensi spesifik dalam akuntansi yang tidak dapat digantikan oleh teknologi. Mereka dapat memberikan opini audit yang valid dan memastikan bahwa pelaporan keuangan klien akurat dan transparan
6. Etika dan Profesionalisme
Auditor bertanggung jawab untuk menjaga integritas dan objektivitas dalam melaksanakan tugasnya. Nilai-nilai etika dan profesionalisme yang tinggi sangat penting dalam memastikan kualitas audit.
7. Adaptasi terhadap Perubahan
Teknologi terus berkembang dengan cepat, dan auditor harus terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan ini. Auditor yang memiliki kemampuan untuk mengadopsi teknologi baru akan lebih mampu memberikan nilai tambah bagi klien.
Peran Auditor di Masa Depan
Dengan adanya teknologi, Auditor masa depan akan lebih fokus pada:
• Analisis data yang kompleks: Menggunakan alat analisis data untuk mengidentifikasi tren, risiko, dan peluang yang signifikan.
• Konsultasi bisnis: Memberikan saran strategis kepada klien untuk meningkatkan kinerja bisnis.
• Pengembangan sistem pengendalian internal: Membantu klien membangun sistem pengendalian internal yang efektif untuk mencegah fraud dan kesalahan.
• Evaluasi risiko yang kompleks: Menganalisis risiko yang terkait dengan teknologi baru, seperti kecerdasan buatan dan blockchain.
Lalu, apakah dengan penerapan inovasi-inovasi teknologi dalam proses auditing pekerjaan auditor terancam tergantikan oleh robot dan pekerja IT? Tentunya tidak. Pada akhirnya, data-data tersebut hanyalah sekadar angka apabila tidak ada yang menginterpretasikan. Auditorlah yang dapat menganalisis data-data tersebut dengan latar belakang pengetahuan akuntansi dan kemudian menginterpretasikan data tersebut menjadi opini audit.
Teknologi tidak akan menggantikan auditor, melainkan akan melengkapi kemampuan mereka. Auditor yang mampu menggabungkan keahlian teknis dengan pemahaman bisnis yang mendalam akan menjadi semakin berharga di masa depan.
Auditor di masa mendatang perlu memiliki kemampuan teknis dan etika yang baik, intelegensi yang baik dalam berpikir dan memecahkan masalah, kreatif, mampu beradaptasi dengan teknologi, memiliki kemampuan atas manajemen emosi, mampu menyediakan visi inovatif, dan memiliki pengalaman dan kemampuan untuk mengerti ekspektasi pelanggan serta memenuhi outcome yang diinginkan.
Referensi :
https://accounting.binus.ac.id/2020/12/16/teknologi-dalam-audit/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H