• Analisis data yang kompleks: Menggunakan alat analisis data untuk mengidentifikasi tren, risiko, dan peluang yang signifikan.
• Konsultasi bisnis: Memberikan saran strategis kepada klien untuk meningkatkan kinerja bisnis.
• Pengembangan sistem pengendalian internal: Membantu klien membangun sistem pengendalian internal yang efektif untuk mencegah fraud dan kesalahan.
• Evaluasi risiko yang kompleks: Menganalisis risiko yang terkait dengan teknologi baru, seperti kecerdasan buatan dan blockchain.
Lalu, apakah dengan penerapan inovasi-inovasi teknologi dalam proses auditing pekerjaan auditor terancam tergantikan oleh robot dan pekerja IT? Tentunya tidak. Pada akhirnya, data-data tersebut hanyalah sekadar angka apabila tidak ada yang menginterpretasikan. Auditorlah yang dapat menganalisis data-data tersebut dengan latar belakang pengetahuan akuntansi dan kemudian menginterpretasikan data tersebut menjadi opini audit.
Teknologi tidak akan menggantikan auditor, melainkan akan melengkapi kemampuan mereka. Auditor yang mampu menggabungkan keahlian teknis dengan pemahaman bisnis yang mendalam akan menjadi semakin berharga di masa depan.
Auditor di masa mendatang perlu memiliki kemampuan teknis dan etika yang baik, intelegensi yang baik dalam berpikir dan memecahkan masalah, kreatif, mampu beradaptasi dengan teknologi, memiliki kemampuan atas manajemen emosi, mampu menyediakan visi inovatif, dan memiliki pengalaman dan kemampuan untuk mengerti ekspektasi pelanggan serta memenuhi outcome yang diinginkan.
Referensi :
https://accounting.binus.ac.id/2020/12/16/teknologi-dalam-audit/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H