Mohon tunggu...
Rahmat Hidayat
Rahmat Hidayat Mohon Tunggu... Guru - Anak Pulau

Berjalan di batas samudera

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sumarak Kampuang Halaman

23 Mei 2020   18:04 Diperbarui: 23 Mei 2020   18:02 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali kecerita di generasi saya. Kami paham zaman telah berubah. Tapi kami ingin menghadirkan Sumarak kampuang yg hilang Beberapa tahun silam. Walaupun dalam bentuk yang berbeda menurut zamannya.

Tiga hari menjelang lebaran ketua mesjid menawarkan kpd panitia. Ada  borongan pekerjaan mengecat Tonggak Mesjid.  Pemuda yg mengerjakan. Upah nya nanti masuk ke kes  panitia. Untuk Modal Acara.

Tawaran ini tdk kami sia sia kan. Dalam hati saya berpikir. Kalau sebuah kegiatan yg di awali dengan Aktivitas di Mesjid maka kemuka jalan ini akan lapang.

Ya,  pekerjaan itu kami lakukan. Pemuda sdh banyak ke Mesjid.  Untuk meramaikan suasana tentunya kami putar kaset lagu kasidah menggunakan Toa pengeras suara.  Tidak jarang di antara kami membumbui pekerjaan ini dg candaan. Dan lucu lucuan.

Dengan bekerja pemuda di mesjid. Nampak mulai ada tanda-tanda hari raya. Kesibukan pemuda mulai terasa. Mulai Semarak.

Saya melihat, kawan kawan sdh bersemangat. Ini sudah modal. Untuk tambahan dana kami dirikan bersama sama komedi putar (Buayan Kaliang) untuk dari hasil komedi putar Dibagi dua Separoh utk yg tukang putar. Separoh masuk ke kas Panitia.

Allahu Akbar 3X. selesai shalat ID. Tidak ingin membuang momentum, saya dan kawan kawan keliling menemui perantau membawa proposal mohon sumbangan dana.  Banyak kami dapat hari itu. Lebih 1,5 Juta Rp.

Besok pagi. Saya cs. Menjemput Toa ke Mesjid dibwa ke posko pemuda.  Ditanah lapang samping posko pemuda permainan/perlombaan anak anak kami buat.  Begitu TOA sudah hidup maka ramailah anak anak berdatangan.  Mereka penuh keseruan. Terasa berhari raya bagi mereka waktu itu.

Selain itu kami juga menjalankan sumbangan katidiang/Baki. Lumayan yang terkumpul. Setiap malam pendapatan kami hitung bersama sama di posko pemuda. Disaksikan semua yg hadir.

Melihat hal itu, merasa masih kurang dari target kawan kawan bersemangat merogoh saku dan mencari tambahan dana.

Singkatnya, dari kerjasama, kerja keras kawan kawan pemuda. Akhirnya Kami mampu  menjemput Organ Flamboyan sedang hits. Sesuai selera Pemuda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun