Mohon tunggu...
Hidayah Mursyida
Hidayah Mursyida Mohon Tunggu... Pramugari - .

aku padamu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenangan Indah Bersamamu

26 November 2023   08:41 Diperbarui: 26 November 2023   12:51 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kenangan kita bersama selalu mengusik hatiku. Setiap kali hujan turun, aku merindukan cerita-cerita lucumu. Rasanya seolah kau masih ada di sini, dalam percakapan hati yang tak pernah pudar."

"Aku rindu suara tawamu, meski kini hanya bisa kuingat dalam bisikan angin. Seperti apa hari-harimu di sana?"

"Dia selalu memberikan kehangatan dengan senyumannya. Aku merindukannya, terutama saat hujan seperti ini."

"Aku merasa seolah-olah suaranya masih terdengar di telingaku. Rindu akan percakapan ringan yang membuat hari-hari terasa lebih berarti."

"Kenangan bersamanya terpatri dalam hatiku. Rindu ini seperti melodi yang terus diputar, meski dia telah pergi."

"Terkadang, aku hanya ingin membagi cerita-cerita kecil itu lagi. Rindu itu begitu dalam, seperti merindukan sebagian kehidupan yang hilang."

Seringkali, malam datang membawa kenangan. Rindu ini seperti bintang-bintang yang bersinar, mengingatkanku pada kehadirannya yang kini tak lagi ada.

"Percakapan yang dulu begitu sederhana, kini menjadi perhiasan berharga dalam kenanganku. Rindu ini seperti pelukannya yang tetap melekat di dalam hati."

"Walau ia telah tiada, setiap percakapan yang kita punya menjadi kenangan yang kian berharga. Rindu ini seperti sebuah puisi yang terus terukir di dalam pikiranku."

Di bawah pohon tua itu, angin lembut seakan mengenang kenangan. "Aku merindukan suara tawamu," ucapku sambil memandang langit yang pernah kita lihat bersama.

"Kenangan itu masih hidup di hatiku," jawab bayangmu, terasa begitu dekat. "Meski tak terlihat, tapi rinduku tak pernah pudar."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun