"Ah aku lupa!" Aku berseru lupa sesuatu.
"Apa??" Raka bingung bertanya.
"Hei, Rak ayo ikut ke ruang BK"
"BK? Ngapain? Ah aku tau, sketchbookmu yang berharga itu bukan?" Tasya bertanya.
"Iya" sambil melirik ke Salsa.
"Kenapa nggak dari tadi kau.." Raka protes.
"Udah sana cepet, kami tunggu di kelas" Kata Tasya sambil menyuruh kami pergi dengan tangannya.
.....
Hah, aku harus kembali lagi ke ruang itu, maksudku apa kita benar-benar dianggap seorang kriminal atau penjahat jika masuk tempat itu? Ah, aku tidak begitu menykai ruang BK, ruang kecil di sebelah kantor guru. Rasanya sempit dan suasananya aneh. Bahkan terasa sesak saat bernafas di dalam ruangan dengan tumpukan berkas dan tumpukan rapor siswa itu. Aku tidak yakin apa kalian betah berada di sana, tapi ini bukan pertama kalinya sejak aku terus masuk ke ruang ini. Raka menunggu di bangku luar ruangan sementara aku masuk dan menghampiri Pak Abdul, guru kesiswaan sekaligus wakil kepala sekolah disini. Aku menghampirinya seperti biasa, tapi..
"Hilang??!!" Â "Sketchbook saya hilang??"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H