"Siapa yang tau coba. Aku tadi telat karna harus mencuci rambut,tau?! Lagipula kau tau kan gimana Pak Beng kalo ngajar?" Protes Tasya setelah menyeruput es tehnya.
"Oh ya, nilai biologimu semester lalu berapa coba?" Giliran Raka yang bertanya pada Tasya.
"Nilai A lah, kau bercanda?" Jawab Tasya mantap.
"Ah, rumornya benar. Dia hanya memberi nilai yang baik untuk murid cewek. Lihat saja , bagaimana bisa anak sepintar Farhan di kelas dapet nilai B. Sedangkan Tasya yang payah menghafal saja.." Kata Raka berhenti sejenak.
"Bedebah, aku juga belajar keras tau!" Tasya mendesis keras.
"Tapi kudengar sebentar lagi Pak Beng akan segera pensiun loh" Kata Salsa sambil tertawa kecil.
"Bukankah memang sudah waktunya?" Jawabku .
"Dan kalian ingat, bagaimana orang setua itu masih bisa menghisap rokok bahkan saat mengajar kita di kelas sepuluh dulu." Tasya menyambar
"Belum lagi bau mulutnya yang seperti..." Tak sampai berlanjut omongan Salsa.
"Wahahaha~" Tasya dan Salsa tertawa bersamaan.
"Hei, udah-udah. Kualat kalian ngomongin orang tua. Ayo buruan ke kelas, ntar lagi udah mau bel" Kata raka memotong pembicaraan.