Logika berfikir merupakan suatu upaya dalam mencari kebenaran yang dilandaskan pada hati nurani (akal), sehingga dapat memperoleh kebijaksanaan dan dapat mengontrol diri atas suatu permasalahan. Dengan berpikir seseorang dapat memperoleh kesadaran yaitu kemampuan untuk memahami hal yang dikerjakannya benar. Hakikat kebenaran yang dimaksud jika dirujuk pada sains merupakan fenomena empiris, yang mana dalam mencari kebenaran, sains itu menggunakan metode ilmiah sehingga sifatnya-pun relatif. Berbeda dengan hakikat kebenaran agama yang dilandaskan pada wahyu atau Al-qur’an (dalam islam) serta sifatnya doktriener (mutlak). Berpikir kritis cangkupannya tidak dalam dunia ilmiah saja melainkan pada pengalaman sehari-hari juga termasuk, sebagai contoh dari berfikir kritis dan berlogika ialah:
Seorang ojol mengalami kecelakaan lalu lintas dan meninggal ketika hendak menjemput penumpang ke lokasi yang telah ditetapkan, lantas seorang ibu yang tahu akan berita tersebut melarang anaknya yang ternyata seorang ojol juga agar berhenti dari pekerjaanya tersebut karena ia merasa trauma dan takut hal tersebut terjadi pada anaknya. Namun sang anak menanggapi ketakutan ibunya seraya mengatakan, “jikalau ibu melarangku untuk pergi sebagai ojol, saya tidak akan pula pergi ke tempat tidur, karena dibandingkan dengan ojol yang mengalami kecelakaan lantas meninggal masih lebih banyak lagi orang yang terbaring di tempat tidur yang meninggal.
Pada kasus diatas sang ibu abai atau kehilangan sikap kritis karena terbawa emosi, maksudnya dengan membangun sikap kritis seorang diajak untuk berpikir jernih, bukan untuk membenarkan atau menyalahkan siapapun karena dengan berpikir jernih pengetahuan dan pemahaman yang tepat dapat diperoleh. Â
Penutup
Logika berpikir atau juga berpikir kritis dan berlogika merupakan hal yang harus dimiliki setiap orang agar ketika ia dihadapkan pada berbagai permasalahan ia dapat menyelesaikannya secara tepat dan benar dengan pemikirannya yang jernih berdasarkan sains maupun agama. Maka sudah seharusnya bagi pemuda pemudi untuk menanamkan sikap berpikir kritis dan logis yang akan menjadi sebuah bekal agar tidak terseret pada derasnya arus globalisasi.
Daftar Pustaka
Asrobuanam, S., & Sumaji, S. (2021). Peran Logika Dalam Berpikir Kritis. JURNAL SILOGISME: Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya, 5(2), 84-94.
Molan, Benyamin. (2012). Logika Ilmu Dan Seni Berpikir Kritis. Jakarta: PT INDEKS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H