Mohon tunggu...
Endru Lazuardi
Endru Lazuardi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Good Company Bad Stock: SSIA

20 Desember 2017   23:59 Diperbarui: 21 Desember 2017   00:36 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Prediksi sebagian pengembang bahwa tahun ini bakal menjadi tahun kebangkitan sektor properti tidak sepenuhnya tepat. Kendati pemerintah telah memberikan stimulus pemerintah melalui paket kebijakan ekonomi, mulai dari penurunan bunga kredit, relaksasi loan to value, potongan pajak penjualan, deregulasi perizinan, hingga amnesti pajak untuk mendorong pertumbuhan tidak berjalan mulus. Padahal Paket-paket tersebut sengaja dikeluarkan untuk mendorong minat masyarakat berinvestasi di sektor properti.

Colliers mencatat, kenaikan take up rate pada kuartal kedua 2017 hanya 84,86 persen. Artinya, terjadi penurunan 1,04 persen bila dibandingkan dengan kuartal pertama tahun ini yaitu 85,91 persen atau turun 1,05 persen bila dibandingkan kuartal yang sama tahun 2016 yaitu 85,90 persen. Kendati demikian, masih tetap ada peluang bagi properti untuk bangkit. Paket kebijakan ekonomi yang digulirkan pemerintah merupakan kebijakan yang positif. Terutama relaksasi loan to value dan penurunan suku bunga. 

Saat ini pemerintah harus dapat menjaga kepercayaan pasar dengan memahami situasi dan kondisi yang berkembang, dan jangan sampai menggunakan kebijakan yang kontradiktif dengan situasi saat ini seperti beberapa waktu lalu, dimana sempat berkembang isu yang cukup meresahkan pasar sehingga berpengaruh terhadap pembelian di sektor properti, seperti penarikan pajak progresif kepada pengembang yang tanahnya menganggur atau apartemen yang menganggur.

Analisis Mikro Perusahaan

PT Surya Semesta Internusa (SSIA)[9M] 20179M 20169M 20159M 20149M 20139M 20129M 2011Revenue2.4 T3.0 T3.9 T3.3 T3.4 T2.7 T2.2 TOperating Profit2.0 T386.5 B731.3 B386.3 B749.5 B682.0 B333.1 BNet.Profit1.2 T118.0 B476.4 B228.5 B486.0 B550.7 B183.1 BPBV0.48 x0.77 x0.90 x1.27 x1.40 x3.83 x1.46 x

Ini hanya sebagian singkat dari analisis mikro perusahaan, namun demikian melalui ini saja kita dapat melihat Revenue pada tahun Quartal 3 2017 mengalami penurunan sebesar 20% dibandingkan pada Quartal 3 2016, atau senilai Rp 600 Miliar. Operation profit meningkat secara sangat signifikan sebesar 417% dibandingkand dengan tahun 2016 atau senilai lebih dari 1,6 Triliun. hal ini berdampak pada peningkatan net profit yang sangat signifikan juga sebesar  917% atau senilai lebih dari 1 Triliun dibanding tahun sebelumnya. PBV menunjukan penurunan yang berarti harga saham undervalued.Kondisi tersebut dapat dikatakan lebih parah dibanding tahun kuartal 3 tahun 2016.

Valuasi

Sales
Book value
Dividend
Cash flow
(P/S ratio)
(P/B ratio)
(yield)
(EV/EBITDA)

Current value

0.59 x

0.77 x

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun