Mohon tunggu...
Hafiz Hasibuan
Hafiz Hasibuan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Filsafat Islam

Tinggal di Iran sambil studi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tiga Cara Penjajah Menurut Ayatullah Khamenei

12 Oktober 2020   11:57 Diperbarui: 12 Oktober 2020   12:05 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayatullah Khamenei by Ig khamenei_ir

Menurut ayatullah Khamenei penjajahan hari ini dilakukan dengan cara yang sangat halus, bahkan suatu bangsa tidak merasakan jika dirinya sedang dijajah. Jenis penjajahan yang dilakukan saat ini berbeda dengan dua jenis penjajahan sebelumnya.

Ayatullah Khamenei pemimpin revolusi Islam Iran sangat sensitif terhadap penjajahan. Baginya penjajahan telah menyengsarakan banyak manusia. Termasuk Iran sendiri. Bahkan hari ini pun Iran masih berjuang untuk melepaskan diri dari tekanan Amerika sebagai negara adi daya yang arogan.

Sikap kearoganan Amerika tersebut tidak lain disebabkan ketidak inginannya melihat suatu bangsa mampu berdiri seutuhnya. Karena jika ada suatu bangsa mampu berdiri sendiri maka akan dianggap sebagai saingan untuk memonopoli dunia.

Padahal menurut Ayatullah Khamanei seluruh manusia memiliki potensi yang tidak terbatas. Potensi itu harus dapat dikembangkan semaksimal mungkin. Sedangkan penjajah menganggap hanya materilah yang paling penting. Sehingga para penjajah selalu berupaya mengumpulkan kekayaan yang ada di dunia ini hanya untuk segolongan manusia saja.

Jika materi yang membantu perkembangan potensi manusia di kuasai oleh segolongan manusia maka perkembangan yang semestinya dicapai manusia akan terhambat dan membawa penderitaanya sendiri.

Ulasan tentang 3 tipe penjajahan ini dapat ditemukan dalam buku Duran Jadid Alam yang berbahasa Persia. Hanya saja buku ini belum diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia.

Tiga Jenis Penjajahan

Pertama, disebut penjajahan cara lama. Penjajahan tipe ini seperti yang dilakukan Belanda ketika menjajah Indonesia. Para penjajah datang kesebuah daerah dan menguasainya.

Iran tidak tercatat sebagai negara yang terjajah dengan cara ini. Karena Iran tidak pernah diduduki bangsa lain. Tetapi negara tetangga Iran seperti India telah menjadi korban jajahan tipe pertama ini.

Kedua, cara modern. Setelah banyak bangsa yang terjajah dari cara lama merdeka seperti Indonesia yang berhasil menggapai kemerdekaanya setelah usai perang dunia kedua, maka para negara adi daya yang telah menikmati penjajahan cara lama merubah cara penjajahan. Tipe itu disebut cara modern.

Cara modern itu adalah para penjajah meletakkan pememimpin yang mereka kehendaki terhadap negara yang menjadi target mereka. Mereka meletakkan pemimpin boneka yang dapat mereka atur tanpa harus menduduki sebuah bangsa.

Iran merasakan bagaimana hidup terjajah dengan cara ini. Raja pengusa Iran saat itu tidak lebih boneka yang harus menuruti kehendak negara adi kuasa. Disaat dunia dikuasai dua kutub adi daya secara tidak langsung Iran harus menuruti dua kekuatan ini. Para raja diganti sesuka mereka. Ini dapat disaksikan bagaimana dinasti Qajar berganti dengan dinasti Pahlavi.

Penjajahan cara modern ini juga diterapkan diseluruh dunia bahkan untuk mendudukkan seorang pemimpin boneka pada suatu negeri harus terjadi tragedi yang memakan korban yang sangat banyak. Mungkin hal itu juga telah terjadi di Indonesia

Ketiga, cara post modern. Menurut Ayatullah Khamenei cara modern berhasil dilawan oleh rakyat suatu bangsa. Revolusi Iran adalah bukti perlawanan terhadap penjajahan tipe kedua. Para penjajah tidak lagi fokus dengan cara ini. Walaupun masih ada yang terjajah dengan cara kedua.

Cara ketiga ini dilakukan dengan mempengaruhi para pejabat-pejabat negara. Cara ini lebih halus dari pad acara kedua. Oleh sebab itu banyak bangsa yang tidak paham dengan cara ini.

Amerika memiliki anggaran yang dapat digunakan di negera-negara dunia lainnya secara legal. Anggaran inilah yang dapat digunakan untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakan suatu negara. Mereka selalu mengupayakan bagaimana kebijakan suatu negara sesuai dengan yang mereka inginkan.

Dengan persaingan dan biaya politik yang sangat tinggi untuk berpartisipasi dalam negara demokrasi yang sekarang dianut hampir seluruh dunia maka hal ini sangat membuka kemungkinan untuk diterapkannya cara ketiga.

Oleh sebab itu setelah revolusi Iran yang dipimpin Imam Khomeini, Iran berupaya tidak masuk dalam penjajahan tipe ketiga. Iran berusaha menjaga kemerdekaannya dari upaya licik para penjajah. Dan setelah 40 tahun revolusi, Iran terus maju sesuai dengan apa yang mereka cita-citakan walaupun mendapatkan tekanan yang luar biasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun