Mohon tunggu...
Hafiz Hasibuan
Hafiz Hasibuan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Filsafat Islam

Tinggal di Iran sambil studi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pancasila sebagai Jembatan Sinergitas Antara TNI dan Rakyat

5 Oktober 2020   03:39 Diperbarui: 5 Oktober 2020   03:59 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada HUT TNI yang ke-75 ini, saya sebagai rakyat indonesia ingin menuliskan sedikit harapan saya kepada TNI yang memiliki beban dan tanggung jawab yang sangat besar menjaga kesatuan negera Indonesia yang sama-sama kita cintai. 

Sebelumnya saya mengucapkan selamat ulang tahun TNI yang ke-75.

Sesuai Latar Belakang Pertimbangan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia pada poin a menyatakan:

"Tujuan Tentara Nasional Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial".

Tujuan diatas tidak akan tercapai jika TNI bergerak sendiri tanpa disertai sinergitas bersama rakyat. TNI adalah rakyat itu sendiri, sehingga kesejehteraan dan kekuatan yang dimiliki rakyat secara umum akan menguatkan TNI sebagai sebuah lembaga. Oleh sebab itu, TNI dan rakyat harus saling bersinergi untuk kemajuan Indonesia. Sinergi ini juga harus berlanjut terus menerus.

Negara memfasilitasi semua yang dibutuhkan oleh TNI untuk mencapai tujuaannya. Jika TNI menyalahgunakan fasilitas tersebut, maka akan memperlambat kemajuan rakyat, memperlemah negara, dan dapat menghancurkan Republik Indonesia.

Ibarat pisau yang sangat tajam. Jika pisau itu membantu kebutuhan manusia dalam melakukan  pekerjaan sehari-hari maka hal itu baik. Tapi jika pisau itu dipakai untuk membunuh dan melakuan kejahatan lain maka hal itu tidak baik.

TNI adalah elemen terkuat di negara ini sedangkan rakyat adalah elemen yang lemah. TNI dapat melakukan apa pun termasuk mengkudeta penguasa yang resmi. Tetapi TNI juga dapat melindungi rakyat yang paling lemah sekali pun untuk tetap mendapatkan hak-hak kehidupannya.

Alhamdulillah TNI telah melakukan fungsinya dengan baik, walaupun ada sedikit masalah disana dan disini. Rakyat negera ini telah menikmati kemerdekaan yang ke-75.

Tokoh-tokoh kemerdekaan pada awalnya dari berbagai kalangan telah mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan cara yang baik. Mereka duduk dalam satu meja dan saling bermusyawarah. Akhirnya, dari masyarakat yang majemuk, terdiri dari suku, budaya, agama, bahasa, dan warna kulit yang berbeda menjadikan Pancasila sebagai dasar negara. 

Hal yang sepertinya tidak mungkin, telah menjadikan Indonesia terus berkembang setelah 75 tahun kemerdekaannya. Semua itu dikarenakan Pancasila yang telah membudaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia sebelum kemerdekaannya.

Pancasila dengan mudah diterima oleh seluruh rakyat Indonesia. Masyarakat bangkit memperjuangkan kemerdekaan yang berasaskan Pancasila melawan negara-negara sekutu. Tidak sedikit nyawa yang telah menjadi korban. Semua saling bahu-membahu memperjuangkan kemerdekaan supaya tetap utuh. Para pejuang yang berhasil mengusir penjajah inilah yang akhirnya menjadi benih TNI.

Musuh yang ingin menghancurkan NKRI tidak seperti perang kemerdekaan, dimana musuh datang dari luar menghancurkan kekuatan dan tatanan Republik Indonesia. Walaupun kemungkinan itu ada, tetapi dengan aturan dan tatanan dunia saat ini, potensi itu kecil.

Musuh NKRI hari ini adalah disintegritas yang memunculkan separatis di sebagian daerah untuk memisahkan diri dari NKRI. Atau masalah lain seperti ideologi transnasionalisme yang akan mengubah tatanan yang telah berjalan dengan positif dan menuju kemajuan yang diharapkan dari sebuah kemerdekaan menjadi runtuh.

Dua masalah diatas memiliki kemungkinan yang sangat besar untuk terjadi. Kondisi Timur tengah adalah bukti betapa bahayanya masalah tersebut. Kehancuran tatanan tanpa diimbangi oleh sesuatu dasar yang kuat hanya akan mengakibatkan jutaan manusia harus mengungsi. Ketidak stabilan pada negara akan berefek pada kemajuan rakyat. Tujuan setiap pribadi untuk menjalani hidup layak sesuai nilai budaya, agama, dan keyakinan akan berubah menjadi mimpi.

Negara yang telah mengamanatkan persoalan pertahanan kepada TNI harus melakukan sesuatu untuk memfilternya. Walaupun TNI tidak berhak berlaku agresif dengan memaksa prilaku rakyat, tetapi TNI tetap dapat melakukan sesuatu dan berupaya untuk memfilter setiap ancaman.

Pancasila adalah kata kunci untuk menyelesaikan masalah yang ada di dalam NKRI. Mengutip kata Yudi Latif bahwa pacasila adalah religion civil (moral publik) yang dapat dianut oleh  siapapun dan dimanapun. Walaupun Pancasila adalah buah manis dari  life view (pandangan hidup) budaya luhur yang telah tumbuh dalam masyarakat sejak sebelum merdeka, masyarakat Indonesia tidak hanya melihat ontologi Pancasila dalam budaya lampau sebelum merdeka, tetapi masyarakat Indonesia dapat melihatnya pada world view (pandangan dunia) yang rasional, sehingga Pancasila tidak akan pernah memiliki batas tanggal penggunaan.

Untuk menguatkan sinergitas antara TNI dan rakyat dalam membangun Indonesia maka harus memiliki core value (nilai inti) dan tujuan yang sama. Bagi penulis, salah satunya adalah sinergitas yang dihubungkan oleh Pancasila.
TNI sebagai lembaga yang mendapat fasilitas negara harus menjadi guru bagi rakyat dalam meneladani Pancasila sebagai moral publik. Masayrakat tidak boleh mendapatkan ada sebagian prajurit yang bertindak sewenang-wenang. TNI harus mendapatkan nilai positif dari masyarakat. TNI harus berani mensurvei masyarakat untuk menanyakan tanggapan mereka terhadap TNI. Semakin positif pandangan masyarakat maka semakin baik menanamkan nilai Pancasila pada diri masyarakat.

Setelah berakhirnya masa pendidikan yang dibutuhkan bagi seorang prajurit. Prajurit masa kini juga membutuhkan ilmu-ilmu humaniora dan sosial. Dengan pendidikan humaniora maka tidak saja menjadikan prajurit TNI ahli dalam hal peperangan tetapi juga akan menjadi guru dalam peningkatan moral publik.

Indonesia memiliki banyak guru bangsa. Salah satunya yang tekenal adalah Gus Dur. Beliau dari keluarga muslim yang alim dan taat, presiden ke tiga Indonesia, dan juga yang paling pluralis menyikapi isu-isu diskriminasi pada minoritas. Ide-ide seperti yang Gus Dur miliki harus menyerap pada diri TNI.

Ketika TNI sudah menjadi guru dalam pengamalan dan penyebaran nilai-nilai Pancasila ditengah masyarakat , maka di saat itulah masyarakat akan bergerak sesuai pandangan dunia yang benar. Pertumbuhan perkembangan masyarakat Indonesia akan maju selangkah demi selangkah.

Begitu juga masayarakat, mereka juga dituntut untuk melaksanakan nilai-nilai Pancasila dimulai dari pribadi dan keluarga. Semua itu sudah menjadi karakter dan budaya masyarakat Indonesia. Masyarakat telah memulai toleransi dalam kehidupan keluarga dengan hidup bersama pribadi lainnya yang memiliki jenis kelamin yang berbeda. Masyarakat kita telah menjunjung tinggi keutuhan keluarga dengan toleransi, gotong royong dan nilai-nilai lainnya. mereka melanjutkannya dengan menjaga keutuhan masyarakat. begitu pulalah ke tingkat yang lebih besar, yaitu negara.

Adapun keberadaan TNI jika mampu menjadi guru dalam meningkatkan moral publik, maka gerak masyarakat dalam membangun negara akan semakin cepat, akan lebih mudah memahami dan mengamalkan Pancasila.

TNI hari ini hadir disetiap lapisan masyarakat. TNI ada di desa, di kota, dan dimanapun masyarakat berada. Ditambah lagi dengan penghormatan masyarakat terhadap prajurit TNI masih tinggi. Hal ini masih kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari bagaimana masyarakat memberikan penghormatan, jika salah satu anggota keluarga atau temannya menjadi prajurit TNI.

Penghormatan tersebut akan bernilai positif jika TNI mampu memanfaatkannya dalam pengembangan Pancasila dalam kehidupan masyarakat. Dengan sendirinya akan menjadi filter perkembangan ideologi transnasionalisme.

Begitu pula TNI dapat bergerak ditempat yang beresiko terjadi disintegrasi, nilai luhur Pancasila akan mengeratkan hubungan antara masyarakat.

Kebencian yang menyelimuti golongan separatisme kepada pemerintah dan instansinya dengan sendirinya akan mereda, dan semakin mengerakkan hubungan integritas yang lebih positif.

Aktivis HAM tidak akan lagi menuduh TNI melakukan pelanggaran HAM. Pembangunan akan berjalan, cita-cita luhur pendiri bangsa akan segera terealisasi, amanat undang-undang akan dijalankan, dan keadilan akan ditegakkan. Pribadi masyarakat Indonesia akan berubah menjadi manusia yang adil dan beradab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun