Sepertinya bapak Imam mencoba mengamalkan hadis nabi yang mengatakan bahwa tuntutlah ilmu hingga ke Negri Cina. Cina bagi rasul adalah tempat yang sangat jauh dan juga bukan negara Islam.
Beliau menyiapkan dana studi banding ke institusi atau lembaga pendidikan yang bukan islam untuk  mempelajari nilai positif mereka dan menerapkannya di UIN Malang.
Membangun Jaringan
Beliau tidak segan-segan membangun komunikasi dengan siapapun dan membangun jaringan dimanapun. Hasil positif dari membangun jaringan itu tentunya juga menguntungkan bagi UIN Malang.
Seperti, beliau memanfaatkan kerja sama dengan universitas yang ada di Arab Saudi untuk mendapatkan bantuan haji sebagaimana yang dijanjikan kepada mahasiswa doktoral yang berhasil menyelesaikan studi tepat waktu, sedangkan kuota haji dari pemerintah terbatas dan menunggu antrian.
Nilai-nilai diatas terlihat sederhana akan tetapi jika dikerjakan dengan ikhlas akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Jika hari ini UIN Malang bisa dianggap universitas terbaik di Malang, tidak lain dikarenakan upaya sang rektor yang telah mengabdikan dirinya selama empat periode. Dari yang sebelumnya Sekolah Tinggi berubah menjadi Universitas Islam Negeri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H