Oleh karena itu, ketika bicara tentang rendahnya gaji guru dibandingkan dengan mereka yang bekerja di dunia hiburan, kita harus melihatnya dengan lebih jeli.
Apakah hal ini semata-mata urusan kesenjangan atau dikotomi kebutuhan dan keinginan? Memang benar ada guru honorer yang digaji bahkan di bawah UMR/UMK sehingga mereka belum dapat memenuhi kebutuhan mendasarnya. Saya tidak akan menutup mata terhadap hal ini.
Gaji di dunia hiburan sebenarnya juga bervariasi. Permasalahannya adalah orang fokus pada gaji mereka yang berada di depan layar. Berapa gaji mereka yang bekerja membersihkan dan membuang sampah di sebuah rumah produksi? Mungkin sama saja dengan mereka yang bekerja di perkantoran.
Berapa gaji mereka yang bekerja sebagai penjahit kostum film? Sepertinya tidak akan setinggi mereka yang berada di depan layar. Gaji seorang cameraman sepertinya juga masih di bawah mereka yang tampil di depan.
Penghormatan dan penghargaan
Banyak orang ingin dihormati tetapi tidak bersedia menghormati orang lain. Banyak orang ingin dihargai tetapi belum memberikan penghargaan yang pantas kepada orang lain. Â
Penghormatan dan penghargaan sedikit banyak akan dikaitkan dengan keterkenalan seseorang. Sosok yang dikenal sebagai pribadi yang baik, biasanya muncul sebagai sosok yang dihormati dan dihormati!Â
Mereka yang tampil sebagai sosok yang positif, biasanya lebih dihargai dan jumlah pengikutnya (baca: follower) akan makin banyak. Bahkan orang yang belum pernah berjumpa secara pribadi atau ngobrol langsung bisa jadi pengikutnya. Â
Ketika jumlah pengikut ini makin banyak, maka sosok tersebut tampil sebagai pribadi yang dihargai dalam arti banyak yang akan berada di sisinya ketika dirundung sesuatu.
Namun, dunia hiburan juga bisa kejam tatkala ada pelakunya yang tertangkap menggunakan narkoba, berselingkuh, atau hal negatif lainnya. Pembahasan dan diskusinya bisa panjang dan lama sehingga membuat orang muak.Â