Berdasarkan fakta-fakta ini, sepertinya kita bisa langsung menebak bahwa perbandingan yang dilakukan Sandiaga bukanlah 'pisang ke pisang'.
Apakah model perbandingan seperti ini layak untuk disampaikan? Sebenarnya tidak! Mengapa Sandiaga tidak menggunakan pecel? Karena saya yakin harga pecel, rendang, atau makanan khas Indonesia yang lain, di Singapura akan jauh lebih mahal dan membuat pernyataannya tidak bombastis!
Selain itu, Singapura yang sekelas kota itu tidak bisa dibandingkan secara sederhana dengan Indonesia yang jauh lebih besar dan beragam.
Penutup
Bukankah semua orang bebas berbicara? Benar! Tetapi apakah yang isi pembicaraan itu adalah sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang? Belum tentu!
Kita memang perlu miris dengan kondisi masyarakat Indonesia yang lebih suka menerima informasi tanpa mau 'mengunyah' untuk dapat dicerna lebih jauh.
Hal ini yang sering dimanfaatkan para politisi busuk untuk membuai mereka yang (mohon maaf) kurang pengetahuan.
Saya menduga, ada oknum-oknum di negara ini yang tidak suka melihat masyarakat Indonesia secara umum tampil sebagai masyarakat yang berpengetahuan dan berwawasan.
Ini bukanlah perjuangan pemerintah semata, tetapi perjuangan kita bersama.
Salam kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H