Mohon tunggu...
Hany Ferdinando
Hany Ferdinando Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penikmat buku dan musik yang suka tentang teknologi, psikologi, pendidikan, flora dan fauna, kebudayaan, dan hubungan antar manusia.

Belajar menulis dengan membaca, belajar kritis dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berderap, Berirama, dan Berokestra untuk Pendidikan di Indonesia

24 Mei 2016   16:07 Diperbarui: 24 Mei 2016   16:16 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://trtpost-wpengine.netdna-ssl.com/files/2015/11/shutterstock_116664571-680x400.jpg

Namun, masih ada masalah yang perlu diselesaikan:

  • cuti melahirkan seorang ibu hanya berlangsung selama 3 bulan, padahal Kementerian Kesehatan sangat menyarankan program ASI eksklusif 6 bulan. Bukankah stres dalam pekerjaan mempengaruhi kualitas ASI?
  • jam mengajar guru yang tinggi membuat guru tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri. Namun, apakah memang SEMUA guru mau mengembangkan diri? Bagaimana jika ada guru yang tidak mau mengembangkan diri?
  • sistem yang diberlakukan terkait dengan tunjangan sertifikasi telah membuat banyak guru berbohong dengan cara mendaftar sebuah seminar tanpa menghadirinya tetapi mendapatkan sertifikat bukti kehadiran.
  • banyak bimbingan belajar atau les yang hanya menekankan pada konsep bisa menghitung dengan cepat tanpa mengetahui konsep yang sebenarnya. Pemerintah perlu menertibkan hal ini setelah terlebih dahulu menertibkan sistem evaluasi yang berdasarkan nilai dan bukan proses.
  • banyak kebijakan pemerintah dikaitkan dengan nilai yang dicapai siswa tanpa peduli dengan prosesnya. Sekolah dengan nilai rata-rata tinggi dianggap sebagai sekolah berkualitas padahal sekolah bisa mengatur nilai yang diberikan kepada siswanya. Salah satu poin penting akreditasi adalah nilai yang diperoleh siswa dan prosentase kelulusan. Hal ini memberikan celah ketidakjujuran dari sekolah untuk memanipulasi hasil belajar siswanya. Bukankah proses belajar lebih penting daripada sekedar nilai?

Pendidikan Nasional benar-benar memerlukan gerakan semesta dari seluruh lapisan masyarakat. Tidak ada seorang pun yang bisa lepas dari peran tersebut. Siapa pun harus terlibat walaupun itu sangat sederhana atau kecil. Siapa pun harus berkontribusi untuk kemajuan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. 

Tidak ada peran yang terlalu kecil atau sederhana dalam gerakan semesta untuk kualitas pendidikan yang lebih baik di Indonesia. Semuanya ibarat tali-tali kecil yang dapat dijalin menjadi tali yang lebih besar dan lebih kuat. Semuanya bak alat musik dalam sebuah orkestra yang dipadukan untuk menghasilkan lantunan nada yang indah, berderap dan berirama untuk pendidikan di Indonesia.

Apa yang akan menjadi kontribusi Anda dalam gerakan semesta ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun