Mohon tunggu...
Hezza Maulana Akbar
Hezza Maulana Akbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai semua! Saya adalah mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat, saya dari Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik (FISIP) dan Prodi saya adalah Geografi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenai Pemanfaatan Lahan Basah dan Tantangan yang Dihadapi Warga Kecamatan Pandawan, Barabai, Hulu Sungai Tengah

30 Desember 2024   20:46 Diperbarui: 30 Desember 2024   20:46 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis: Hezza Maulana Akbar

NIM: 2410416210023

Institusi: Universitas Lambung Mangkurat 

Lahan basah merupakan ekosistem yang sangat penting bagi keberlanjutan lingkungan, baik untuk konservasi air, pengendalian banjir, maupun sebagai habitat berbagai jenis flora dan fauna. Di Kalimantan Selatan, khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), lahan basah memiliki peran krusial dalam mendukung kehidupan masyarakat dan menjaga keseimbangan ekosistem. Artikel ini akan mengulas lebih lanjut mengenai pemanfaatan lahan basah di daerah ini, serta potensi dan tantangannya. 

Kabupaten Hulu Sungai Tengah terletak di bagian tengah Provinsi Kalimantan Selatan dan memiliki banyak wilayah yang termasuk dalam kategori lahan basah, seperti rawa-rawa, sungai, dan danau. Wilayah ini dikenal dengan keberadaan Sungai Barito yang mengalir melalui berbagai kecamatan, dan merupakan salah satu sungai terbesar di Kalimantan. Keberadaan sungai dan daerah dataran rendah yang tergenang air pada musim hujan membuat HST memiliki banyak lahan basah.

Lahan basah di HST memiliki karakteristik yang khas, dengan tingkat keasaman tanah yang bervariasi, serta peranannya dalam menyimpan cadangan air yang sangat penting terutama di musim kemarau. Tanah yang tergenang air ini juga menjadi tempat hidup bagi berbagai spesies ikan, burung, dan tanaman air yang sangat beragam.

Saya melakukan kuesioner di beberapa kecamatan di Hulu Sungai Tengah terutama di Barabai. Yaitu, Kecamatan Pandawan, dan Kecamatan Banua Asam. Berikut hasil kuesioner yang saya lakukan di 2 kecamatan tersebut.

1.Pak Iberahim

Kebun Karet pak Iberahim.
Kebun Karet pak Iberahim.

Menurut beliau, penggunaan lahan basah di kecamatan pandawan cukup baik namun ada beberapa tantangan yang beliau hadapi seperti jamur berukuran mikro di dalam tanah yang dapat membuat akar pohon karet berpenyakit dan berpotensi mati jika tidak di beri kapur sebelum pembibitan, namun dibalik tantangan tersebut hasil panen membuahkan hasil beliau selama bertahun tahun.

2.Pak Saidi

peternakan kambing milik pak saidi.
peternakan kambing milik pak saidi.

Pak Saidi, dikenal oleh warga sekitar yang ahli dalam beternak. Peternakan beliau mencakupi beberapa jenis hewan seperti Bebek, Ayam, dan Kambing. Menurut beliau, lahan basah di kec. Pandawan cukup membantu beliau dalam mencari pakan rumput yang memiliki nutrisi dan air yang mencukupi sehingga kambing beliau terkadang jarang diberi minum seperti kambing peternakan pada umumnya.

3. Mas Ahdi

Perkebunan kacang
Perkebunan kacang

Mas Ahdi, memilih perkebunan kacang tanah dikarenakan potensi pasar serta potensi tanah yang mendukung. Pada musim panen, penghasilan dari perkebunan ini dibilang sangat memuaskan karena nilai pasar serta permintaan yang banyak, untuk perawatan cukup mudah sehingga tidak mempersulit mas Ahdi sebagai petani kacang tanah. 

4.  Ibu Rasidah

Kebun Lemon milik Bu Rasidah
Kebun Lemon milik Bu Rasidah

Ibu Rasidah, merupakan istri dari bapak iberahim juga memiliki kebun nya sendiri yaitu kebun lemon, popularitas buah lemon di kalimantan selatan juga menjadi alasan ibu Rasidah berkebun buah lemon. Namun perawatan yang harus terjaga juga jadi salah satu tantangan beliau selama berkebun buah lemon. Buah lemon sendiri menjadi incaran oleh berbagai umkm seperti cafe, stan dan warung yang menyediakan menu seperti lemon tea dan lainnya. 

5. Bapak Yuseran

Kebun Cabai milik Pak Yuseran.
Kebun Cabai milik Pak Yuseran.
Pak Yuseran, merupakan petani cabai dari desa Palajau. Alasan mengapa beliau memilih cabai dikarenakan kesuburan tanah yang mendukung dan harga pasar cabai yang lumayan tinggi, salah satu tantangan beliau ialah perawatan cabai yang rentan kering jika tidak terurus dengan baik. 

6. Ibu Atun

Kebun Cabai bu Atun
Kebun Cabai bu Atun

Selain pak Yuseran, bu Atun juga petani cabai yang berada di desa palajau kec. Pandawan. Alasan beliau juga sama seperti pak Yuseran, dikarenakan harga cabai yang lumayan tinggi dan lahan yang mendukung beliau memulai sebagai petani cabai. 

7. Ibu Ida

Tambak ikan milik bu ida
Tambak ikan milik bu ida

Ibu Ida, merupakan warga yang memiliki budidaya tambak ikan yang memiliki beberapa keuntungan seperti memenuhi nutrisi dan protein untuk keluarga serta warga sekitar, meningkatkan perekonomian karena harga pasar yang lumayan dan berkontribusi dalam konservasi lingkungan terutama lingkungan lahan basah.

8. Mas Hendra

Budidaya kolam ikan milik Mas Hendra.
Budidaya kolam ikan milik Mas Hendra.
Mas hendra juga merupakan salah satu warga yang membudidayakan ikan yang bervarian seperti halnya dengan bu Ida, budidaya ini juga membantu beliau dalam ekonomi, pangan serta konservasi lingkungan

9. Ibu Salasiah 

Kebun Terong milik bu Salasiah.
Kebun Terong milik bu Salasiah.

Bu salasiah, merupakan petani terong. 

Lahan basah memiliki potensi besar untuk mendukung budidaya terong karena kaya akan sumber daya air dan nutrisi alami. Kandungan air yang tinggi di lahan basah membantu menjaga kelembapan tanah yang optimal, sehingga terong dapat tumbuh dengan baik tanpa memerlukan irigasi tambahan secara intensif. Selain itu, tanah di lahan basah sering kali mengandung bahan organik tinggi, yang berfungsi sebagai pupuk alami untuk tanaman. Kondisi ini memungkinkan petani menghemat biaya pemupukan dan meningkatkan hasil panen secara berkelanjutan.

Tantangan
Namun, memanfaatkan lahan basah untuk kebun terong juga memiliki tantangan tersendiri. Drainase yang buruk sering menjadi kendala utama karena dapat menyebabkan genangan air berlebihan, yang berdampak negatif pada pertumbuhan akar dan memicu penyakit seperti busuk akar. Selain itu, pengelolaan gulma dan serangga hama di lahan basah cenderung lebih sulit, karena kondisi lembap menjadi habitat ideal bagi gulma dan serangga. Untuk itu, petani perlu investasi lebih dalam teknologi pengelolaan lahan, seperti pembuatan saluran drainase dan penggunaan pestisida ramah lingkungan.

Pemanfaatan
Untuk mengoptimalkan lahan basah sebagai kebun terong, petani dapat menerapkan teknik budidaya yang adaptif. Salah satunya adalah penggunaan bedengan tinggi untuk mencegah akar tanaman tergenang air. Petani juga dapat memanfaatkan tanaman pendamping yang membantu mengendalikan gulma atau serangga hama secara alami. Selain itu, lahan basah yang tidak sepenuhnya digunakan untuk bercocok tanam dapat dimanfaatkan untuk keanekaragaman hayati, seperti memelihara ikan atau bebek yang mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem. Dengan strategi yang tepat, lahan basah dapat menjadi sumber penghidupan yang produktif dan berkelanjutan.

Dapat disimpulkan, melalui wawancara dari 9 orang di Kec. Pandawan Kab. Hulu Sungai Tengah dapat diketahui lingkungan disana mendukung berbagai sektor pertanian serta peternakan sehingga pemanfaatan lingkungan lahan basah terbilang cukup baik dan terkelola. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun