Media sosial memainkan peran penting dalam mengubah pandangan masyarakat, terutama perempuan, tentang pernikahan. Melalui media sosial, banyak beredar konten edukasi mengenai kemandirian, karier, dan hubungan sehat yang membuka wawasan perempuan. Konten-konten tersebutlah yang membuat banyak perempuan menjadi lebih mandiri dan melek dengan keadaan, bahwa sudah tidak saatnya menunggu pangeran berkuda untuk menjemput kita, tapi kita sendirilah yang harus bangkit dan menjemput kebahagiaan itu.Â
"Apa pun statusnya, perempuan harus mandiri secara finansial. Jika terjadi hal-hal di luar kemampuan, seperti KDRT, suami selingkuh, atau pun meninggal, perempuan dapat melanjutkan hidup dengan tetap baik-baik saja." Kata Ila Abdulrahman dalam laman KumparanWoman.
Perubahan Pandangan tentang Pernikahan
Pandangan tradisional tentang pernikahan sebagai keharusan hidup, kini perlahan terkikis. Generasi muda, khususnya perempuan, mulai memandang pernikahan bukan lagi sebuah "keharusan", melainkan salah satu pilihan dalam hidup. Mereka berhak memutuskan apakah dan kapan akan menikah. Kebahagiaan dan kesuksesan tidak selalu bergantung pada pasangan dan pernikahan. Perempuan yang memiliki pemikiran terbuka, pendidikan tinggi, atau karir yang stabil cenderung menunda pernikahan hingga benar-benar siap, baik secara mental, emosi, hingga secara ekonomi..
Tren 'marriage is scary" yang viral beberapa bulan lalu, juga menjadi salah satu faktor yang merubah pandangan perempuan tentang pernikahan. Tren tersebut menggambarkan bahwa pernikahan akan menjadi beban apabila memilih pasangan dengan tidak hati-hati. Hal tersebut membuat para perempuan menjadi lebih selektif dalam memilih pasangan dengan menekankan adanya kesetaraan dalam hubungan pernikahan, dimana pasangan benar-benar saling menghargai dan mendukung secara emosional, intelektual, dan finansial.Â
Dampak Positif Penurunan Angka Pernikahan
Penurunan angka pernikahan membawa sejumlah dampak positif yang signifikan, baik bagi individu maupun masyarakat. Beberapa di antaranya adalah:
1. Â Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan
Perempuan yang menunda pernikahan memiliki lebih banyak waktu untuk mengejar pendidikan tinggi, membangun karier, dan mengembangkan keterampilan, yang secara langsung meningkatkan kemandirian dan kualitas hidup mereka.
2. Â Kontribusi terhadap Perekonomian
Ketika perempuan aktif dalam dunia kerja dan menjadi mandiri secara finansial, mereka memberikan kontribusi yang signifikan terhadap produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.