Lansia adalah mereka yang sudah mencapai usia 65 tahun ke atas. Menurut Prof. Haryono Suyono PhD, Usia Harapan Hidup (UHH) di Indonesia meningkat 0,24% dari tahun 2023 dengan usia mencapai 72,50 tahun. Artinya lebih banyak orang yang hidup lebih lama, yang juga menunjukkan adanya perbaikan dalam hal kesehatan, gizi, dan pelayanan kesehatan dari tahun-tahun sebelumnya. Ini adalah kabar baik karena masyarakat termasuk lansia bisa menikmati usia yang lebih panjang.
Tapi, bertambahnya lansia juga bisa membawa tantangan baru, terutama terkait kesehatan mereka. Lansia lebih rentan terkena penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif sendiri adalah penyakit yang terjadi karena penurunan fungsi organ seiring bertambahnya usia. Pada lansia, penyakit degeneratif sangat umum karena tubuh secara alami mengalami kerusakan pada sistem dan organ tubuh. Beberapa contoh penyakit degeneratif yang sering terjadi pada lansia antara lain :Â
1) Penyakit jantung – kondisi ketika jantung tidak bekerja dengan baik karena ada masalah di bagian jantung. Penyakit jantung yang bisa terjadi adalah penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan penyakit jantung bawaan.
2) Hipertensi – kondisi ketika tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi dan melebihi batas normal (130/80 mmHg). Gejala awal yang sering muncul pada hipertensi yaitu sakit kepala, terutama di tengkuk dan leher.Â
3) Diabetes – penyakit di mana tubuh tidak bisa mengontrol kadar gula dengan baik dalam darah. Hal ini terjadi karena tubuh kurang atau tidak bisa menggunakan insulin, hormon yang membantu mengubah gula jadi energi. Akibatnya, gula tidak bisa digunakan dengan baik dan tetap mengikat dalam darah, sehingga kadar gula menjadi tinggi.
4) Stroke – penyakit yang terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, menyebabkan kerusakan pada otak dan membuat seseorang mengalami gejala seperti kesulitan berbicara, memahami, atau bahkan kelumpuhan.Â
5) Osteoporosis – kerapuhan tulang yang disebabkan karena tulang kehilangan kepadatannya, biasanya karena penuaan atau kurangnya asupan kalsium.Â
Itu adalah beberapa penyakit degeneratif yang sering kita lihat pada orang tua. Selanjutnya, meningkatnya jumlah lansia yang menderita penyakit tersebut memberikan dampak yang cukup besar bagi pasien maupun tenaga kesehatan. Bagi pasien, kualitas hidup mereka menurun akibat kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari. Hal ini akan berdampak pada pola makan mereka, karena sebagian lansia ada yang tidak bisa memasak atau pergi ke pasar membeli makanan. Akibatnya, mereka mungkin hanya mengandalkan makanan siap saji yang kurang bergizi, yang bisa memperburuk gizi mereka.Â
Selain itu, biaya pengobatan yang tinggi menjadi beban finansial tersendiri. Perawatan untuk penyakit degeneratif sering kali memerlukan biaya yang cukup besar. Sayangnya, tidak semua orang mampu membayar. Untungnya, ada program seperti BPJS kesehatan yang bisa membantu meringankan beban biaya perawatan. Dengan BPJS, pasien bisa mendapatkan layanan kesehatan dengan biaya yang lebih terjangkau. Namun, tidak semua jenis perawatan atau obat mungkin ditanggung sepenuhnya oleh BPJS. Hal ini bisa membuat pasien tetap harus mengeluarkan uang tambahan, terutama jika mereka membutuhkan perawatan khusus. Ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan bukan hanya soal fisik, tetapi juga soal keuangan yang harus dihadapi.
Sementara bagi tenaga kesehatan, mereka mengalami peningkatan beban kerja karena harus menangani lebih banyak pasien, yang bisa menyebabkan kelelahan. Mereka juga perlu mendapatkan pelatihan khusus, mengetahui semua masalah kesehatan lansia dan tingkat perawatan yang mungkin pasien lansia butuhkan. Selain itu, rumah sakit dan puskesmas harus menambah jumlah tenaga kesehatan dan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pasien yang terus meningkat sehingga pasien mendapatkan perawatan yang layak.
Dengan meningkatnya jumlah lansia yang menderita penyakit degeneratif, penting bagi tenaga kesehatan dalam perawatan mereka.Â