Mohon tunggu...
hesty indra
hesty indra Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis, S1 Pendididkan Fisika IKIP Negeri Yogyakarta, Instansi : SMPN 2 papar, Kab. Kediri

Saya seorang guru yang mengajar di SMPN 2 Papar Kabupaten Kediri, sebagai pengampu mapel IPA. Menulis adalah hobby saya sejak kecil. Selain menulis, travelling dan berinteraksi dengan orang lain serta mengenal berbagai budaya adalah hal yang membuat saya nyaman.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Zat Aditif yang Memesona

22 September 2024   05:10 Diperbarui: 22 September 2024   07:18 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zat aditif dalam makanan. (Doc. Pribadi)

Sejujurnya, saya adalah salah satu jenis orang yang doyan saos, entah itu saos tomat ataupun saos sambal. Menyantap semangkuk mie ayam pun akan terasa hambar tanpa kehadiran keluarga saos-saosan itu. Nah...

Sepengetahuan saya, saos tomat maupun saos sambal merupakan zat aditif yang mesti dibatasi dalam mengonsumsinya agar tidak membahayakan kesehatan tubuh.

Apakah Zat Aditif Itu?

Zat aditif adalah semua zat yang ditambahkan ke dalam makanan dalam jumlah tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan performa makanan tersebut. Zat pewarna, penyedap rasa, pemanis, pengawet, perisa rasa, pengemulsi,  vitamin dan mineral, semuanya merupakan jemis zat aditif yang biasa ditambahkan pada makanan maupun minuman.

Mengapa Perlu Zat Aditif?

Ada beberapa alasan penambahan zat aditif dalam makanan dan minuman. 

1.  Meningkatkan Penampilan

Penampilan suatu makanan atau minuman memerlukan peran pewarna makanan, baik pewarna alami maupun pewarna buatan. Pewarna buatan yang saya maksud adalah pewarna makanan yang telah diizinkan penggunaannya setelah  melalui tahap pengujian oleh BPOM. 

Pewarna makanan alami dapat diekstrak dari kunyit, bit, buah naga, kayu secang, daun jambu biji. 

Pewarna buatan yang diijinkan antara lain adalah Tartrazin,   Kuning FCF, Biru berlian FCF, Hijau FCF,  dan coklat HT dan beberapa lainnya lagi.

2. Meningkatkan dan Memperkaya  Cita Rasa

Penambahan zat aditif seperti pemanis, beragam perisa rasa, dan penyedap rasa bertujuan untuk memperbaiki, meningkatkan, memperkaya, juga  memperkuat rasa makanan dan minuman.

3. Mengawetkan

Penambahan zat pengawet seperti asam sitrat dan asam benzoat ke dalam makanan atau minuman bertujuan agar usia simpan atau lama waktu konsumsi makanan dan minuman lebih lama. Hal ini karena zat pengawet yang ditambahkan dapat menghambat pertumbuhan jamur, bakteri maupun mikroorganisme yang dapat menyebabkan makanan dan minuman cepat rusak. 

4. Memperbaiki tekstur

Gemar membuat jajanan? Jika anda gemar membuat jajanan, tentu tidak asing dengan zat emulsifier yang biasa ditambahkan pada proses pembuatan cake. 

Zat emulsifier dan stabilizer  dapat memperbaiki tekstur makanan, baik memperhalus teksturnya atau mengokohkannya sehingga tampilan makanan menjadi lebih baik.

5. Vitamin dan Mineral

Beberapa jenis vitamin dan mineral seringkali ditambahkan ke dalam makanan atau minuman untuk meningkatkan nilai gizinya. 

Vitamin C sebagai antioksidan biasanya ditambahkan pada jus buah maupun makanan olahan.

Vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium banyak digunakan pada produk susu.

Yodium yang berfungsi untuk membantu kerja tiroid ditambahkan pada garam meja. 

Zat besi ditambahkan dalam makanan dan minuman untuk membantu mencegah anemia.

Zat-zat tambahan tersebut ditambahkan sebagai zat aditif untuk meningkatkan nilai gizi dan mengatasi defisiensi vitamin dan mineral. 

Berbahayakah Zat Aditif?

Selain memiliki sisi positif, penambahan zat aditif dalam makanan dan minuman dapat menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan tubuh. 

Penggunaan Monosodium Glutamat (MSG) secara berlebihan dapat menimbulkan efek Chinese Restaurant Syndrome yang memiliki gejala sakit kepala dan mual.

Penggunaan Aspartam, gula buatan, dapat menimbulkan efek pusing dan merusak mood jika digunakan secara berlebihan.

Beberapa zat aditif diduga bersifat karsinogenik yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker.

Penggunaan Asam Nitrit dan Asam Nitrat pada olahan daging asap, sosis, ham dan beberapa produk makan olahan lainnya dapat membentuk Nitrosamin yang bersifat karsinogen jika dipanaskan pada suhu tinggi. 

Pewarna makanan buatan juga dapat menimbulkan efek hyperaktif pada beberapa individu yang sensitif. 

Zat aditif seperti sulfit dapat menimbulkan reaksi alergi, gatal-gatal maupun sesak napas.

Oleh karena itu penggunaan zat aditif harus sesuai aturan pemakaian, tidak melebihi batas ambang pemakaian yang sudah ditetapkan oleh BPOM serta tidak dikonsumsi dalam jumlah banyak atau secara terus menerus dalam waktu lama.

Mengingat penambahan zat aditif dalam makanan dan minuman memiliki sisi positif selain sisi negatif, maka perlu kebijaksanaan dan pemahaman dalam penggunaannya.

Nah, bagaimana dengan anda?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun