Mohon tunggu...
Hesty H. Putri
Hesty H. Putri Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi Magister Ilmu Manajemen

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia di Dunia

27 Desember 2023   16:30 Diperbarui: 27 Desember 2023   16:58 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber data : https://hdr.undp.org/sites/default/files/2021-22_HDR/HDR21-22_Statistical_Annex_HDI_Table.xlsx [dapat diunduh dalam format Excel]

Adanya opini bahwa suatu negara dianggap maju dan berhasil membangun manusia di negaranya seringkali hanya dianggap apabila indeks pendapat suatu negara tinggi.  Namun yang sering terjadi adalah walaupun pendapatan perkapita suatu negara tinggi, warga negara yang miskin dan terbelakang juga mempunyai jumlah yang sangat tinggi.  Indikator apa yang dapat menceminkan berhasilnya pembangunan manusia di suatu negara?

United Nation Development Programme (UNDP), lembaga bagian dari PBB yang bertugas mengentaskan kemiskinan dan mencapai pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia yang berkelanjutan, mendefinisikan pembangunan manusia sebagai suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk dalam hal  pendapatan, lingkungan, kesehatan dan sebagainya. Tiga aspek dasar yang menjadi ukuran Human Development Index (HDI)  yang disebut juga Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yaitu:

  1. A long and healthy life (umur panjang dan hidup sehat), yakni dengan mengukur rata-rata usia harapan hidup suatu populasi. Semakin tinggi usia harapan hidup, semakin baik kondisi kesehatan dan pelayanan kesehatan dalam suatu negara.
  2. Knowledge (pengetahuan) yang didapat dengan engukur rata-rata tahun-tahun sekolah yang diikuti oleh penduduk usia 25 tahun ke atas. Ini mencerminkan akses dan partisipasi dalam sistem pendidikan.
  3. A Decent Standard of Living (standar hidup layak), yaitu salah satu indikator penting dalam menganalisis tingkat kesejahteraan ekonomi suatu negara atau wilayah. Peningkatan pengeluaran riil per kapita sering kali dianggap sebagai tanda kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

IPM  diukur  dari  skor  ketiga  indeks  dimensi  tersebut  kemudian  dikumpulkan  menjadi  indeks  komposit. Nilai  IPM  berada direntang  0-1. Semakin  tinggi  pembangunan  manusia  di  suatu negara maka nilai IPM nya semakin tinggi.

Batas poin yang diberlakukan UNDP adalah sebagai berikut :

  • Kurang dari 0,550 : low human development
  • 0,550-0,699 : medium human development
  • 0,700-0,799 : high human development
  • Diatas 0.800 : very high human development

Berdasarkan data di atas, Indonesia berada pada urutan 114 dari 191 negara maka Indonesia berada di bawah data tengah dari keseluruhan negara. HDI yang dimiliki Indonesia yaitu 0,705 dan masuk kedalam rentangan high human development  yaitu negara negara yang memiliki tingkat pembangunan manusia yang tinggi, meskipun begitu Indonesia tidak boleh berbangga dahulu karena rentangan tersebut dianggap lebih rendah dibandingkan negara-negara lain dengan urutan yang lebih diatas.

Dilihat dari sisi harapan hidup, masyarakat Indonesia hanya mencapai rata-rata usia 67,5 tahun. Jika didukung oleh fasilitas dan layanan kesehatan yang baik, gizi yang baik dan banyak aspek lainnya harusnya penduduk Indonesia dapat melampaui angka tersebut.

Dari sisi tahun pendidikan yang diharapkan (expected years of schooling) Penduduk Indonesia diharapkan dapat mengenyam pendidikan selama 13,7 tahun, yang artinya diharapkan mendapat pendidikan melewati tahun pendidikan SMA (12 tahun) atau setara dengan mencapai level D1 atau kursus. Namun banyak yang sampai saat ini hanya mendapatkan pendidikan 8,5 tahun, tidak dapat menyelesaikan sampai jenjang SMP (9 tahun). Hal ini mungkin dapat dikaitkan dengan kurang nya minat bersekolah karena sedari kecil sudah terpaksa bekerja atau dapat juga diakibatkan standar hidup yang kurang sehingga menuntut masyarakat untuk tidak melanjutkan pendidikannya dan hanya berprinsip bahwa pendidikan sudah cukup jika sudah mampu membaca dan berhitung karena yang terpenting adalah bekerja.

Dimensi berikutnya Indeks Pendapatan Nasional Bruto per Kapita (Gross National Income per Capita) dapat diartikan penghasilan dari barang dan jasa suatu negara dalam satu tahun dibagi dengan jumlah penduduk dan dinyatakan dalam mata uang USD. Di Indonesia sendiri mendapatkan indeks PNB per Kapita dengan nilai USD 11.466,07 jika dihitung secara kasar 1 USD = 15.000 IDR maka didapatkan angka IDR 171.991.050 per tahun atau IDR 14.332.587,5 per bulan, sebagai catatan bahwa jumlah ini merupakan penghasilan negara dibagi jumlah penduduk, bukan penghasilan rata-rata penduduk. Jika jumlah seperti itu digunakan untuk hidup di Asia Tenggara (selain Singapura), maka sudah bisa mendapatkan hidup yang layak dan terjamin, namun pada kenyataannya terdapat ketimpangan ekonomi yang besar di Indonesia sehingga banyak warga Indonesia yang tidak memenuhi standar hidup yang layak, tidak mendapat akses pendidikan yang cukup sehingga memilih langsung bekerja.

IPM Indonesia Dibandingkan dengan Negara-Negara di Dunia

Sumber data : https://hdr.undp.org/sites/default/files/2021-22_HDR/HDR21-22_Statistical_Annex_HDI_Table.xlsx [dapat diunduh dalam format Excel]
Sumber data : https://hdr.undp.org/sites/default/files/2021-22_HDR/HDR21-22_Statistical_Annex_HDI_Table.xlsx [dapat diunduh dalam format Excel]

Indonesia berada pada urutan 114 berdasarkan data UNDP yang dapat diunduh pada link diatas. Sementara Singapura sebagai pusat ekonomi Asia Tenggara berada pada urutan 12 dunia dan tergolong dalam kelompok very high human development. Sungguh disayangkan Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang melimpah namun masih tertinggal level IPM nya dengan negara terdekat. Alhasil sumber daya alam yang seharusnya dikelola sendiri dengan sumber daya manusia negara sendiri, malah diolah oleh pihak luar dan bahkan harus mengekspor bahan mentah.

IPM Pasca Covid-19

Sumber : https://hdr.undp.org/data-center/human-development-index#/indicies/HDI
Sumber : https://hdr.undp.org/data-center/human-development-index#/indicies/HDI

Kemajuan IPM dunia yang diproyeksikan naik pada tahun 2020 menurun karena dampak Covid-19, bahkan kemajuan IPM dalam 5 tahun terakhir hampir terhapus karena penurunan tersebut. Hal ini dapat diakibatkan oleh pelayanan kesehatan yang bervariasi, penurunan ekonomi, gangguan rantai pasok global.

Sumber : https://hdr.undp.org/data-center/human-development-index#/indicies/HDI
Sumber : https://hdr.undp.org/data-center/human-development-index#/indicies/HDI

Kemajuan IPM dunia yang diproyeksikan naik pada tahun 2020 menurun karena dampak Covid-19, bahkan kemajuan IPM dalam 5 tahun terakhir hampir terhapus karena penurunan tersebut. Hal ini dapat diakibatkan oleh pelayanan kesehatan yang bervariasi, penurunan ekonomi, gangguan rantai pasok global.

Tiongkok (Cina) pada 1990 memiliki IPM di bawah Indonesia, namun setelah 2010 mampu mengimbangi rata-rata dunia dan terus tumbuh. Bahkan saat semuanya menurun ketika wabah Covid-19, Tiongkok mampu terus tumbuh walau laju pertumbuhannya sedikit berkurang. Hal ini dapat terjadi karena Tiongkok merupakan global trader yang besar sehingga mampu mengembalikan keadaan ekonominya dengan baik.

Di lain sisi, India memiliki IPM di bawah Indonesia sejak pertama kali pengukuran, namun grafik IPM per tahun nya cenderung stabil tidak ada sudut meruncing seperti IPM Indonesia. Sementara Indonesia sendiri mengalami beberapa titik meruncing seperti pada tahun 1998 yang dapat diakibatkan krisis moneter dan politik di Indonesia.

Minat Baca & Indeks Pembangunan Manusia Indonesia

Menurut artikel Kominfo, yang membahas minat baca berdasarkan World's Most Literate Nations Ranked oleh Central Connecticut State University, minat baca penduduk Indonesia termasuk rendah dan berada dalam urutan kedua dari bawah soal literasi dari 61 negara yang diikutkan dalam riset. Kemudian, berdasarkan data dari worldpopulationreview.com (data dalam format excel bisa diajukan via email) Indonesia berada pada urutan 100 di dunia dalam tingkat literasi dengan nilai 95,43768 yang artinya sebanyak 95% lebih orang Indonesia mampu membaca. Namun hal ini tidak sebanding dengan minat membaca orang Indonesia yang rendah.

Tinggi atau rendahnya IPM Indonesia adalah relatif, dalam artian jika dibandingkan dengan Swiss atau Norwegia tentu sangat timpang tapi jika dibandingkan dengan negara tertinggal sudah pasti lebih baik, apalagi UNDP telah mengelompokkan Indonesia ke kategori high human development. Namun yang paling baik adalah Indonesia harus berkaca dan membandingkan dengan negara-negara dengan IPM tinggi agar dapat setara dengan mereka juga.

-

Artikel ini dibuat oleh Hesty Hadiyanti Putri dan Lucyanna C. Sinaga, mahasiswi Magister Ilmu Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara, dengan Dosen pengampu Prof. Dr. Elisabet Siahaan SE. M. Ec.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun