Mohon tunggu...
hesty Gorang
hesty Gorang Mohon Tunggu... Lainnya - Buku gudang ilmu

📝Penulis buku : Pena Pedang Penulis, Muslimah Kanan. 📝Anggota di FLP NTB 🔮Pemilik blog : Lancarberbahasa.com Penulis buku : Muslimah kanan, Jangan Menulis Nanti Keliling Dunia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Memikirkan Kebahagiaan Orang Lain

1 September 2023   08:49 Diperbarui: 1 September 2023   08:50 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber pixabay/succo

Pagi ini saya membuka beranda FB. Beberapa postingan teman yang memperlihatkan kesenangan dan kebahagiaan mereka. 

Ada yang sedang merayakan hari pernikahannya, ada yang merayakan ulang tahun anak yang lucu dan imut, ada yang merayakan kebahagiaan dengan belanja sepuasnya, dan yang sedang menikmati liburan keluarga.

Mungkin kalian pun pernah merasakan apa yang saya rasakan ini. saat saya melihat postingan tersebut kadang terbesit dalam pikiran saya 

" Kapan ya sebahagia mereka?"

"Wah, senangnya bisa rayakan hari jadi pernikahan seperti itu, pasti serasa jadi pengantin baru."

"Wah, enak ya liburan bersama keluarga."

pikiran -pikiran seperti ini selalu menjangkit dalam pikiran saya ketika melihat beribu macam postingan kebahagiaan di beranda FB, atau pun di IG. Padahal tidak semua yang kita lihat bahagia itu benar bahagia. 

Yah seperti seorang ibu yang memilih untuk tetap menikmati hidup apa adanya. Dia terlihat enjoy dengan hidupnya. makan apa adanya tanpa mengeluh, mencari makanan dengan cara membantu tetangga membersihkan kebun, atau angkat daun kelapa untuk dibuat sapu lidi. Dia tergolong wanita kuat. bahkan saat diejek, dicaci dia memilih diam. tidak pernah pusing dengan semua keadaannya. Sedangkan orang-orang di sampingnya yang selalu repot membicarakannya.

"Lihat dia, sudah sakit-sakitan tetap saja mau bantu tetangganya yang sombong itu, bahkan ketika dia sakit pun tak ada satu orang pun yang datang menjenguknya. Terlalu baik dia , tapi mudah dimanfaatkan." 

Si perempuan kuat itu bukan punya motivasi untuk dimanfaatkan melainkan jika masih bisa bermanfaat untuk orang lain kenapa tidak berbuat. 

saya pun berpikir. kenapa harus pusing dengan kebahagiaan dan keadaan orang lain. kadang kita melihat orang lain itu susah, padahal mereka bahagia karena tidak banyak memikirkan kehidupan orang lain. justru yang terlihat bahagia selalu penat dengan hidup dan merasa hidup mereka sempit. karena tiap hari harus pusing memikirkan kehidupan dan membicarakan apa kekurangan orang lain. 

Hidup Ini sebenarnya sangat sederhana untuk dijalankan. Tapi, kadang kita sendiri yang membuatnya sulit. 

Lihat orang lain beli kipas angin kita yang panas, lihat anak orang naik pangkat kita yang stres, dengar tetangga dapat rezeki lebih eh kita ikut iri. 

jika kehidupan kita lalui dengan menyibukkan segala kebahagiaan orang lain, kapan kita memikirkan untuk kebahagiaan kita. 

Terlalu melihat kebahagiaan atau kejayaan seseorang akan membuat kita semakin iri, sakit, hati dengan segala pencapaiannya. maka untuk menghindari hal-hal semacam itu kita butuh hati yang luas. hati yang lapang. 

intinya adalah jangan lupa bersyukur dengan apa yang kita miliki, jika apa yang kita punya tak pernah disyukuri bagaimana kita akan bahagia dengan apa yang kita miliki? justru akan terus merasa kurang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun