"dari membacalah yang menggerakkan saya untuk menulis" kata beliau saat menyampaikan sedikit pengalam bagaimana awal beliau menulis.
Jadi untuk membangkitkan semangat untuk menulis, maka kita juga harus membangkitkan semangat untuk membaca. Selain itu pak nuim juga menyampaiakn bagaimana seharusnya niat menulis itu dibangun.
"Jika motivasi menulis untuk amar ma'ruf nahi mungkar, ide untuk menulis tidak akan pernah hilang," kata belaiu.
"Dan jika berpedoaman untuk amar ma'ruf nahi mungkar maka tulisan kita akan bermanfaat untuk maasyarakat," lanjutnya.
Dari pemateri pertama saja saya sudah disemprot virus-virus menulis yang sangat bermanfaat. Diakhir kalimat beliau tak lupa memberikan beberapa nasihat tentang menulis juga, salah satu yang saya kutip adalah. "satu peluru bisa menmbus satu kepala, satu tulisan bisa menmbus 1000 kepala."
Dengan tertegun sambil mengangguk menyetujui apa yang disampaikan pak nuim malam itu, memuat saya lebih bersemangat untuk mendengar materi dari narasumber kedua kita.
Pamateri kedua di lanjutkan oleh Pak Iwan Wahyudi, salah satu anggota FLP NTB, yang kebetulsan saya kenal juga karena memang satu anggota di FLP NTB. Beliau pun memantik semangat kami dengan berbagai pengalaman mengapa beliau ingin menulis.
"Kenapa saya menulis secara rutin?"
Beliau pun mengawali dengan pertanyaan tersebut. Menurut beliau menulis adalah salah satu amal jariyah yang tidak pernah putus amalnya. Beliau juga memilih untuk menulis karena beliau bukan seorang guru.
Menurut pak iwan, guru adalah sosok yang bisa menyebarkan amalan lewat ilmu yang dibagikan, nah untuk yang bukan status sebagai guru, bisa juga menyebarkan ilmu yang dimiliki yaitu melalui tulisan.
Maka, jika kita buka seorang guru kita pun bisa menebarkan manfaat melalui tulisan.