Selamat sore sahabat Kompasiana.
Sepertinya sudah lama sekali tak menulis dikanal Kompasiana. Sekadar bercerita atau berbagai informasi. Yah, tentu semuanya punya alasan tersendiri. Dan hari ini saya bangkit lagi untuk menulis di kanal yang banyak digandrungi oleh kaum penulis Indonesia.
Baiklah tanpa basa-basi lagi, saya hanya ingin berbagi cerita tentang aktifitas baru saat ini.
Kira-kira apa yah?
Saya lanjut saja yaaah....
Sudah dua tahun setelah lulus dari bangku kuliah saya dan menyandang gelar Sarjana. Saya hanya diam di rumah menjalankan kewajiban sebagai ibu dan seorang istri.
Banyak yang bertanya kenapa tidak mengajar?
Kamu kok nggak melamar ke sekolah A?
Kamu kok setelah kuliah menganggur?
Eit.... Tunggu dulu saya diam di rumah bukan berarti memilih untuk menganggur apalagi hanya duduk santai menikmati gaji dari seorang suami. Semua ini memang pilihan yang sudah saya putuskan. Dan keputusan ini sudah saya pikirkan dengan sebaikungkin dan siap menerima kritikan orang tentang gelar yang sudah saya dapatkan.
Memilih diam di rumah bukan berarti tidak kerja. Namun, memilih di rumah aja adalah salah satu pilihan terbaik yang sudah saya pikirkan.
Maka, saya tak mau hanya diam saja tanpa menghasilkan apa-apa. Prioritas pertama saya adalah anak. Yah, anak adalah murid pertama saya yang tak boleh saya abaikan. Setelah dia menyelesaikan pendidikan pertamanya di TK. Saya pun berpikir.
"Kenapa saya tidak menjadi guru untuknya juga? Bukankah saya kuliah ambil jurusan pendidikan? Lalu kenapa saya abaikan diri dan tidak mendidiknya?
Saya pun mulai langkah awal saya membuat target anak saya ketika dia duduk di bangku SD. Yah, meski sedikit telat tapi saya harus tetap mencoba. Karena saya adalah seorang ibu. Dan ibu adalah sekolah pertama putra/putrinya.
Saya membuat beberapa target terkait pendidikannya, adab, ilmu, dan tentunya tentang bagaimana ia mengenal agamanya.
Karena yang diharapkan oleh kami selaku orang tua adalah mengedepankan adab sebelum ilmu. Karena, selaku orang tua tentunya tidak ingin melihat anaknya tumbuh tanpa ada adab di dalam dirinya.
Semoga apa yang saya harapkan ke depan sesuai dengan apa yang telah saya susun dalam target saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H