Beberapa sekolah telah memanfaatkan limbah organik untuk menghasilkan energi melalui proses komposting. Kompos yang dihasilkan dapat digunakan untuk keperluan pertanian sekolah atau dijual kepada masyarakat.
Selain itu, sekolah tanpa sampah juga mendorong penggunaan teknologi hijau. Contohnya adalah penggunaan panel surya untuk memasok listrik sekolah atau menggantikan lampu pijar dengan lampu hemat energi. Dengan mengadopsi teknologi yang ramah lingkungan, sekolah dapat mengurangi penggunaan energi dan limbah elektronik.
Melalui inovasi-inovasi ini, sekolah tanpa sampah menciptakan budaya peduli lingkungan yang terintegrasi dalam kurikulum dan aktivitas sehari-hari. Siswa tidak hanya belajar tentang pentingnya menjaga lingkungan, tetapi juga terlibat secara aktif dalam upaya pengelolaan limbah yang berkelanjutan.
Inovasi sekolah tanpa sampah adalah langkah penting dalam menjawab tantangan sampah di era modern ini. Dengan mengubah limbah menjadi sumber daya yang bernilai, sekolah tidak hanya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga memberikan pembelajaran praktis kepada siswa tentang pentingnya bertanggung jawab terhadap planet ini.Â
Menerapkan konsep sekolah tanpa sampah bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan semangat kolaborasi dan kesadaran lingkungan yang tinggi, sekolah dapat menjadi pelopor perubahan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H