Pada kasus pemerkosaan tersebut dapat dikaitkan dengan teori psikoseksual dari Sigmund FreudDisini akan dijelaskan yang dimana Si Pelaku sebagai objeknya, hal apa saja menyebabkan ia melakukan pemerkosaan terhadap anak berusia 5 tahun tersebut berdasarkan teori psikoseksual dari Sigmund Freud
Pada kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa Si Pelaku mengalami permasalahan di tiga tahap pada teori psikoseksual freud yaitu dari tahap falik, tahap latendan tahap genitalPenjelasan keterkaitan teori lebih dari satu ini karena memang tahapan yang diberikan oleh Sigmund Freud saling berhubungan satu sama lain dan memang dapat ditelaah pada tiga tahapan yang ada. Hal tersebut akan dijelaskan lebih rinci lagi sebagai berikut.
1. Tahap Falik
Tahap falik ini adalah tahap dimana anak umur 3-5 tahun yang memasuki masa pemberian seks edukasiDitahap ini orang tua memberikan penjelasan dan pemahaman akan bedanya jenis kelamin secara dasar. Pada kasusnyasi pelaku mengalami ketidaksesuaian perkembangan pada tahap iniPada masa iniia tidaklah diberikan pemahaman akan jenis kelamin atau seks edukasi. Hal ini sangat penting karena merupakan hal yang sangat dasar ketika tidak diberikan pondasi pemahaman yang dasar, pelaku berpikir tidak mempermasalahkan perlakuan seksual kepada lawan jenis hingga dia melakukan pemerkosaanIa melakukannya karena memang tidak paham akan pentingnya menjaga alat kelamin dan menggunakannya dengan waktu dan cara sesuai dengan norma dan nilai yang ada
2. Tahap Laten
Terjadi pada umur 5 tahun sampai remaja dan masa dimana penekanan akan keinginan seksual atau energi seksual dialihkan ke hal lain seperti ke sekolah, temanhobi, serta aktivitas-aktivitas nonseksual lainnya
Yang terjadi pada pelaku, ada permasalahan yang terjadi di masa laten iniDapat dilihat bahwa ia melakukan pemerkosaan karena pada sekitar umur tahapan ini ada beberapa peran atau tugas yang tidak ia laksanakanDimasa kecil antara umur 5 tahun sampai remaja, si pelaku tidak mendapatkan bimbingan mengenai pengalihan energi seksualnya ke hal yang lain baik itu ke sekolahtemandan hobiKalaupun dialihkan ke sekolah atau temankemungkinan besar bahwa ia tidak merasakan kesenangan atau kebahagiaan yang berartiJadiketika pada tahapan ini si pelaku tidak benar-benar menekan dorongan seksualnya dan ditambah dengan ketidaksesuaian pada pengalihan energi seksualnya ke arah lain membuat ia melakukan pemerkosaanIa dapat melakukan hal itu karena memang dia sudah tidak bisa mengontrol diri akibat dorongan seksual yang direpresnya dulu pada tahapan laten dan pelaku juga tidak mampu untuk mengalihkan energi seksualnya dengan tepatAkhirnya disaat sudah dewasa ia melampiaskan ketegangannya dengan melakukan pemerkosaan
3. Tahap Genital
Tahap ini merupakan setelah masa puber sampai seseorang dewasaTahap genital adalah masa dimana remaja tidak lagi mengarahkan energi seksualnya kepada diri sendiri, melainkan ke orang lain dan dorongan seksual itu sudah mengalami organisasi yang lebih utuh. Namun dalam beberapa hal, eros tetap ada yang mengalami represi, sublimasi atau bahkan dalam bentuk masturbasi dan aktivitas seksual lainnya.
Pada tahapan genital si pelaku, ini merupakan puncak dari ketegangan yang telah ia repres selama ini. Jadi, dorongan atau hasrat seksual yang ditahannya pada tahap laten disertai dengan ketidaksesuaian ia dalam mengalihkan energi psikisnya membuat pelaku akhirnya melepaskan itu semua di tahap genital atau disaat dia dewasa. Hal ini terjadi karena pertama bahwa tahap ini membuat seseorang akan mengarahkan energi seksualnya kepada orang lain dalam bentuk aktivitas seksual, dan si anak kecil ini lah sebagai korban untuk melampiaskan kepuasannya.
Kedua, karena pelaku berpikir bahwa sudah dewasaMaka akan muncul perasaan bahwa "sudah besar" dan "mampu melakukan apapun", pemikiran ini muncul karena memang adanya pendukung fisik seperti badan yang besar dan sistem reproduksi yang sudah siap. Pemikiran itu membuat pelaku berpikir untuk dapat melakukan apapun untuk mengurangi ketegangan seksualnya hingga ia melampiaskan kepada anak kecil berusia 5 tahun tersebut.