Mohon tunggu...
Hesti Edityo
Hesti Edityo Mohon Tunggu... Administrasi - Guru

Seorang ibu dari 4 lelaki dan seorang guru Fisika yang menyukai sastra. hestidwie.wordpress.com | hesti-dwie.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[FPK] Kepada Dedaunan Kering

28 Oktober 2011   14:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:22 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepada Dedaunan Kering

By: Hesti Edityo & Michael Sendow (No. 87)

Kepada dedaunan kering kututurkan Desah rindu pada rerumputan hijau Berlagu bersama kicauan pipit kecil Tunasku meranggas sudah Meluruh dalam teriknya sang surya

Lihatlah, akarku bagai terpenjara

Dalam tembok semen tak bercelah

Merindu belai tetes hujan menyapa

Entah kemana tirta berlari

Menjauh ke ujung bumi.

Sedang aku di sini menanti ... Menanti dalam ketidakpastian Bisik dedaunan miskin kata Berjuta makna bagi sang pendengar Mendendangkan bisikan dalam lorong telinga

Tentang....

Raga rapuhnya jatuh lunglai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun