Mohon tunggu...
Hesti CS
Hesti CS Mohon Tunggu... Lainnya - Bank Indonesia

Analis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Strategi Indonesia Jaga Stabilitas Ekonomi ASEAN

31 Agustus 2023   23:09 Diperbarui: 31 Agustus 2023   23:16 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kawasan Asia Tenggara, yang dikenal sebagai ASEAN (Association of Southeast Asian Nations), memiliki kondisi geopolitik dan keamanan yang kompleks dan beragam. Faktor-faktor seperti geopolitik global, sengketa wilayah, ekonomi yang berkembang, dan rivalitas kekuatan besar telah memberikan warna unik pada dinamika kawasan ini.

Permasalahan di ASEAN dapat di identifikasi menjadi masalah global (eksternal) dan internal. Di tengah pergeseran geopolitik global, ASEAN memainkan peran penting dalam membentuk stabilitas regional. Kawasan ini menjadi panggung persaingan antara kekuatan besar, terutama Amerika Serikat dan Tiongkok. 

Sengketa terkait wilayah Laut China Selatan menjadi perhatian utama, dengan beberapa negara anggota ASEAN seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Brunei Darussalam memiliki klaim yang tumpang tindih dengan Tiongkok. Kedua belah pihak telah melakukan pembangunan infrastruktur dan militer di pulau-pulau yang dipermasalahkan, menciptakan ketegangan yang berpotensi meruncing.

jpnn.com
jpnn.com

Selain itu, sengketa kawasan laut dengan China, Tensi tinggi antara China dan Taiwan menjadikan ASEAN ikut terlibat dalam konflik tersebut. US Base (Pangkalan Militer US) kembali aktif di Filipina dan Thailand untuk mengantisipasi kemungkinan invasi China ke Taiwan. Tentu permasalahan geo-politik di ASEAN menjadi berdampak baik secara langsung maupun tidak langsung di negara-negara ASEAN.

Dalam konteks permasalahan Internal, Negara-negara ASEAN memiliki ketidak stabilan politik dalam negeri. Permasalahan Pembersihan etnis dan Kudeta di Myanmar, Ketidakstabilan Politik di Thailand, hingga permasalahan separatis di Filipinan dan Indonesia membuat keinginan untuk meningkatkan stabilitas ekonomi di negara-negara ASEAN menjadi terganggu.

KTT ASEAN di Jakarta tahun 2023 mendeklarasikan komitmen untuk saling menjaga kondusifitas kawasan dan meningkatkan perekonomian bersama dengan melonggarkan batasan perdagangan antar negara dan mengintegrasikan sistem keuangan. Indonesia berperan sebagai leader dalam menjalani misi selama satu tahun kedepan.

Hasilnya, Negara-negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand sepakat untuk menerima QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) sebagai salah satu metode pembayaran antar negara tanpa harus menukar uang kertas ke money changer. Tentu terobosan oleh Indonesia melalui QRIS merupakan hal yang revolusioner karena dengan adanya metode pembayaran yang sama akan memudahkan transaksi perdagangan dan pariwisata.

Untuk menjaga agar integrasi sistem keuangan di negara-negara ASEAN, Indonesia masih berusaha untuk meng-infiltrasi QRIS ke beberapa negara-negara ASEAN yang lain seperti Vietnam, Myanmar, Kamboja, Laos, dan Brunei Darussalam. Dengan adanya kebebasan visa dan kemudahan dalam transaksi keuangan, maka perdagangan antar negara akan meningkat dan negara-negara ASEAN semakin maju.

Pengaruh Indonesia dalam Kebijakan Fiskal Negara-Negara ASEAN

Indonesia sebagai negara dengan jumah GDP, Penduduk, dan luas wilayah terbesar di ASEAN memiliki pengaruh besar di ASEAN. Peran Indonesia dalam menentukan kebijakan fiskal di negara-negara ASEAN memiliki dimensi yang penting dan kompleks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun