Mohon tunggu...
Hesti CS
Hesti CS Mohon Tunggu... Lainnya - Bank Indonesia

Analis

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Asean Matters: Masa Depan Kendaraan Listrik di ASEAN

31 Mei 2023   21:37 Diperbarui: 31 Mei 2023   22:58 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biaya EV

Hasil survei menunjukkan harga rata-rata EV di ASEAN berkisar antara USD 50.000 hingga USD 100.000. Rentang harga ini dianggap sebagai hambatan terbesar bagi konsumen ASEAN dalam membeli EV. 

Menurut laporan McKinsey (2019), konsumen mempertimbangkan EV, tetapi tidak banyak yang membeli. Penelitian McKinsey mengungkapkan bahwa biaya EV yang lebih tinggi dari kendaraan konvensional justru akan menjadi hambatan bagi adopsi EV. Untuk mengatasi masalah ini, negara-negara ASEAN harus mempertimbangkan total biaya kepemilikan yang mencakup semua biaya yang dikeluarkan selama siklus hidup kendaraan, dan membandingkannya dengan kendaraan Konvensional.

Harga pembelian awal hanya merupakan bagian dari biaya yang dibayarkan konsumen untuk memiliki EV mereka. Penghematan dapat diperoleh dari operasional harian karena tidak perlu menggunakan bahan bakar. Selain itu, kenaikan harga bahan bakar yang terjadi di hampir semua Negara ASEAN mampu memberikan motivasi pada calon pengguna EV untuk beralih dari mobil konvensional.

Namun bagaimana solusi jika kendala biaya ini dirasakan oleh konsumen di negara-negara ASEAN? Penelitian Jamaludin dkk (2021) menunjukkan beberapa opsi solusi dalam menghadapi kendala biaya dalam adopsi EV. Adapun hasil survei tersebut adalah :

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Gambar diatas menunjukkan beberapa opsi solusi untuk menyelesaikan permasalahan biaya adopsi EV untuk negara-negara ASEAN. Untuk memastikan keberhasilan adopsi EV di kawasan ASEAN, yaitu:

1.  Manfaat pajak bagi produsen EV

Memberikan manfaat pajak kepada produsen EV akan mendorong pertumbuhan industri kendaraan listrik di negara-negara ASEAN. Dengan memberikan insentif pajak seperti pembebasan pajak impor komponen dan perlakuan pajak yang menguntungkan, produsen akan didorong untuk meningkatkan produksi dan investasi di wilayah ini. Ini akan mendorong kompetisi dan pengembangan teknologi EV yang lebih baik, sehingga menghasilkan kendaraan listrik yang berkualitas tinggi dan terjangkau.

2.  Pembebasan pajak atas harga kendaraan

Pembebasan pajak atas harga kendaraan listrik di negara-negara ASEAN akan membuatnya lebih terjangkau bagi masyarakat. Dengan mengurangi atau bahkan menghapuskan pajak penjualan kendaraan listrik, harga jualnya dapat ditekan agar menjadi lebih kompetitif dengan kendaraan konvensional. Ini akan mendorong masyarakat di wilayah ASEAN untuk beralih ke kendaraan listrik, mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

3.  Pembebasan pajak bagi pengguna kendaraan

Pemerintah negara-negara ASEAN juga dapat memberikan pembebasan pajak kepada pengguna kendaraan listrik. Misalnya, memberikan pembebasan pajak kendaraan bermotor (PKB) bagi pemilik kendaraan listrik. Langkah ini akan mendorong lebih banyak orang untuk menggunakan kendaraan listrik sebagai alternatif yang ramah lingkungan, serta mengurangi beban finansial terkait kepemilikan kendaraan.

4.  Tarif khusus untuk pengisian daya EV

Menghadirkan tarif khusus untuk pengisian daya EV di negara-negara ASEAN adalah langkah penting untuk mendorong adopsi kendaraan listrik. Dengan menawarkan tarif listrik yang lebih murah atau paket tarif yang disesuaikan khusus untuk pengguna EV, pemerintah dapat mendorong pemilik kendaraan konvensional untuk beralih ke kendaraan listrik. Dalam hal ini, penting juga untuk mengembangkan infrastruktur pengisian daya yang luas, terjangkau, dan mudah diakses di seluruh wilayah ASEAN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun