Sebelum menceritakan kisah bangsa Atlantis, Kritias memberi tahu kolega-koleganya kalau nama-nama Atlantis telah di ganti dengan nama-nama Mesir agar mudah di mengerti oleh penduduk Mesir. Solon juga memakai metode yang sama. Ia menyalinnya ke dalam bahasa Yunani agar bisa di mengerti oleh masyarakat Yunani, meski tidak semua nama (ada nama berbau Fenisia).
..
Kisahnya di mulai dari Poseidon sebagai dewa penguasa atas wilayah pulau Atlantis di mana ukuran pulau ini lebih besar dari Libya (Afrika utara) dan Asia (minor) jika di satukan. Di tengah pulau, dekat laut, ada hamparan padang yang subur. Dan di tengah padang tersebut, kira-kira 50 stadia ke arah pedalaman, terdapat bukit yang tidak terlalu besar. Di sanalah hidup seorang gadis dari ras manusia bernama Cleito putri dari Evaenor dan Leucippe. Poseidon jatuh cinta padanya lalu memperistri gadis muda itu dan melahirkan 5 pasang anak laki-laki kembar.
..
Lalu ia membagi pulau Atlantis menjadi 10 wilayah yang masing-masing di serahkan pada semua anaknya. Anak tertua, Atlas, menjadi raja atas pulau itu dan samudra di sekitarnya (di sebut Samudra Atlantik untuk menghormati Atlas). Saudara kembar Atlas bernama Gadeirus atau Eumelus dan memberinya wilayah di dekat tiang Herkules sampai ke atas ke wilayah Gadeira. Yang lain adalah Ampheres dan Evaemon, Mneseus dan Autochthon, Elasippus dan Metor, dan termuda Azaes dan Diaprepes. Poseidon mengukir gunung tempat kekasihnya tinggal menjadi istana dan menutupnya dengan tiga parit bundar yang lebarnya meningkat, bervariasi dari satu sampai tiga stadia dan terpisah oleh cincin tanah yang besarnya sebanding.
..
Wilayah Atlantis berada di dataran tinggi kecuali bagian kota yang memang datar dan di kelilingi oleh pegunungan yang merenggang hingga ke laut. Pulau ini oblong (lonjong) dan menghadap ke selatan dan tersembunyi dari Angin Utara. Wilayah yang rata berbentuk bujur persegi panjang dan bertingkat terbentang dalam satu arah 3000 stadia (sekitar 555 km) dan di tengah sekitar 2000 stadia (370 km). Kondisi tanah datar yang persegi panjang itu di kelilingi oleh parit buatan (dengan) panjang 10.000 stadia. Sungai mengaliri parit itu menuju kota baik dari sisi yang sini maupun yang di sana lalu lepas ke laut. Dan pada sisi kota di pedalaman di potong garis-garis lurus, sekitar 100 kaki lebarnya, menyeberangi tanah datar itu, dan lepas ke parit yang mengarah ke laut, jarak antara masing-masing adalah 100 stadia. Dengan jalur (transpotasi) ini mereka ke kota mengangkut kayu dari gunung. Selain itu 50 stadia (9 km) dari pesisir terdapat gunung yang sama rendah sisi-sisinya, dan sungai sungai mengalir dari pegunungan turun memutari dataran itu lalu maju melewati kota dan mengalir lepas ke laut.
..
Atlantis juga di gambarkan sebagai negeri yang kaya dan subur dan banyaknya sungai-sungai, pegunungan, tanah datar, rawa dan paya, pepohonan dan hutan-hutan, sumber mata air panas dan dingin, musim panen dua kali selama setahun, sekali musim panas, sekali musim hujan, juga terdapat wewangian baik dari akar, atau dedaunan, atau kayu, atau sari nya yang di suling dari buah dan bunga. Lalu buah-buahan pencuci mulut, dan banyak kelimpahan lain berkat matahari yang menyinari. Juga terdapat gajah dengan jumlah yang banyak dan kuda-kuda untuk pacuan atau untuk kereta perang.
..
“Juga apa pun wewangian yang sekarang berada di muka bumi, baik akar, dedaunan (herbs), ataupun kayu, atau dari intisari (getah, hasil penyulingan) nya yang di peroleh (berasal) dari buah dan bunganya, tumbuh dan berkembang di tanah itu.; juga buah hasil budi-daya (pengolahan), juga buah yang kering, yang menjadi makanan gizi dan jenis lainnya yang biasa di hidangkan sebagai makanan --- kita namakan semua memakai nama umum, dan buah-buahan berkulit keras, berisi minuman dan daging dan obat-salep/ minyak oles (unguents/ ointments), dan jenis buah-buah berbiji yang tahan lama, yang memberikan kesenangan dan hiburan, dan buah-buahan yang mudah busuk, namun lezat di santap sebagai pencuci mulut yang menyenangkan --- semua ini yang mana pulau keramat yang pada waktu itu di terangi cahaya matahari, dan memberi rasa adil dan menakjubkan dan kelimpahan tak terbatas. Dengan berkat seperti itu bumi dengan bebasnya telah melengkapi mereka; sementara itu mereka pergi membangun kuil-kuil, istana-istana, pelabuhan-pelabuhan dan dermaga-dermaga...”
..